Edisi, BATAM- Warga kelurahan Rempang Cate dan Kelurahan Sembulang di Kecamatan Galang, Batam masih terus mendapat serangan serangga pengganggu. Serangga jenis Lalat ini telah bertahun-tahun mengganggu sejak adanya peternakan ayam di kawasan dua kelurahan pesisir Batam.
Lalat-lalat ini datang semakin banyak setiap setelah periode panen ternak Ayam potong yang berlangsung dalam frekuensi yang cukup signifikan. Kondisi tersebut membuat warga kampung di dua kelurahan tersebut terus menerus mendapat serangan lalat, termasuk saat momen hari raya Idulfitri tahun 2022 ini.
Baca juga: Warga Monggak terima Usulan Walikota Bangun Jalan baru
Sajian makanan dan kue lebaran, harus benar-benar tertutup agar tidak diserbu oleh wabah lalat-lalat ini. Dalam kondisi ketika sedang banyak-banyaknya, warga harus menggunakan kipas angin dan anti nyamuk untuk sedikit mengurangi gangguan lalat.
Wildan, warga di Kampung Pasir Panjang, Kelurahan Rempang Cate, mengaku sudah pasrah dengan banyaknya lalat di kampungnya. Ia mengaku kebingungan mengatasi serangga pengganggu ini. Sedikit saja tumpahan minuman dan makanan di lantai, langsung dikerumuni lalat, memenuhi lantai dan sisa-sisa makanan yang ada.
“Payah juga, kita sama-sama makhluk hidup ini kadang serba salah,” kata Wildan saat ditemui di kediamannya pada Selasa (3/5/2022).
Di Kampung Dapur Enam, Kelurahan Sembulang, tuan rumah yang menerima kunjungan warga untuk berlebaran, harus menyiapkan kipas angin untuk mengusir lalat. Jika tidak, warga tidak bisa secara leluasa berbincang karena serbuan lalat.
“Kalau tidak pakai kipas, tidak bisa makan,” kata Zubir, warga Kampung Monggak yang bertamu di kediaman kerabatnya di Dapur Enam.
Gangguan lalat ini memang sudah lama dikeluhkan masyarakat, namun sampai sekarang belum ada solusi yang secara nyata mengurangi keberadaan lalat.
Pada pertengahan 2021 lalu, Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Mardanis, mengatakan Pemerintah Kota (Pemkot) Batam akan menertibkan kandang-kandang ayam ilegal yang berada di kecamatan Galang. Para pengusaha ternak ayam tersebut diarahkan untuk pindah ke pulau yang jauh dari jangkauan masyarakat luas dan tidak berdampak langsung kepada pemukiman warga akibat limbah, polusi udara dan limbah organik ayam.
Pada prosesnya, penertiban dilakukan melalui surat peringatan, kemudian penyegelan sebagai solusi sementara dengan mempertimbang dampak kelangkaan ayam segar di pasar.
Pemkot Batam, lanjutnya, sebenarnya sudah memiliki grand design pertanian terintegrasi untuk kegiatan pertanian, peternakan dan perikanan di sebuah pulau di Galang. Hanya saja pulau tersebut masih dimiliki oleh masyarakat. Jika kekuatan anggaran mumpuni, maka Pemkot harus membeli pulau tersebut dan membangun infrastruktur penunjang, sehingga pengusaha dapat pindahkan kesana dengan pola menyewa tanah Pemko.