EDISI.CO – Pengembangan Quick Response Code Indonesian Standard atau QRIS membuat manfaat program Kartu Prakerja dapat teroptimalkan dengan maksimal.
Direktur Eksekutif Manajemen Pelaksana Program Kartu Prakerja Denni Puspa Purbasari menjelaskan bahwa sebagai program semi bansos, penyaluran manfaat Kartu Prakerja berlangsung melalui perbankan atau dompet digital.
Berdasarkan studi Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K) dan Bank Dunia, 49,8 persen penerima Kartu Prakerja pada 2020 baru pertama kali membuka rekening dompet elektronik dan 9,7 persen baru pertama kali membuka rekening bank.
Meskipun begitu, studi yang sama mengungkap bahwa pemegang akun dompet elektronik lebih banyak yang tidak menghabiskan uang di rekeningnya daripada pemegang akun bank.
“Artinya, terdapat potensi saldo yang tidak terpakai di akun dompet elektronik,” katanya dalam keterangan resmi, Sabtu (9/7/2022).
baca juga: Rupa Baru Mitra10 Batam Setelah Remodeling
Denni menyebut bahwa keberadaan QRIS di banyak outlet, e-commerce, dan platform digital yang terintegrasi dengan bank dan tekfin menjadi katalisator layanan keuangan digital yang lebih luas.
Pemanfaatan saldo dari program Kartu Prakerja di dompet elektronik pun dapat lebih maksimal.
“Agar lebih banyak lagi pengguna dompet elektronik yang tidak menarik tunai semua uangnya, ekosistem digital harus diperbanyak agar masyarakat tidak perlu tarik tunai untuk melakukan berbagai pembayaran,” kata Denni.
Dia menyebut bahwa adanya QRIS, sebagai hasil inisiasi Bank Indonesia, membuat penerima manfaat Kartu Prakerja dapat membayar barang dan jasa, seperti makanan, listrik, PDAM, pulsa, transportasi, dan transfer secara digital.
Selain itu, kata dia, adanya verifikasi identitas dari penerima manfaat Kartu Prakerja, terdapat peluang bagi bank atau tekfin untuk menyediakan layanan keuangan lain, seperti produk tabungan, asuransi, dan pinjaman yang disesuaikan dengan kebutuhan penerima–termasuk bagi mereka yang ada di lapis ekonomi bawah.
“Jika ini terjadi, dampak positif inklusi keuangan pada pertumbuhan ekonomi, penurunan kemiskinan, dan ketimpangan pendapatan bukan lagi angan-angan,” ujar Denni.(*)