EDISI.CO, YOGYAKARTA- Gunung Merapi di perbatasan Provinsi Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mengeluarkan guguran lava sejumlah 43 kali selama sepekan terakhir. Hal tersebut disampaikan Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG), Agus Budi Santoso, melalui keterangan tertulisnya, Minggu (17/7/2022).
“Guguran lava teramati sebanyak 43 kali ke arah barat daya dominan ke Sungai Bebeng, dengan jarak luncur maksimal 2.000 meter,” kata Agus Budi Santoso seperti termuat dalam laman infopublik.id edisi Senin, 18 Juli 2022.
Baca juga: Tentang Insecure, Bentuknya dalam Berbagai Relasi dan Cara Mengatasinya
Hingga kini BPPTKG masih mempertahankan status Gunung Merapi pada Level III atau Siaga. Guguran lava dan awan panas dari Gunung Merapi bisa berdampak ke area dalam sektor selatan-barat daya yang meliputi Sungai Boyong (sejauh maksimal 5 km) serta Sungai Bedog, Krasak, Bebeng (sejauh maksimal 7 km).
Selain itu, guguran lava dan awan panas dari Gunung Merapi bisa berdampak ke area di sektor tenggara yang meliputi Sungai Woro (sejauh maksimal 3 km) dan Sungai Gendol (sejauh 3 km).
Baca juga: Data Honorer Masih Abu-abu, Peralihan ke PPPK Jadi Sorotan
Agus menyebutkan berdasarkan analisis morfologi dari Stasiun Kamera Deles5, Tunggularum, Ngepos, dan Babadan, tidak teramati perubahan ketinggian dan morfologi, baik kubah barat daya maupun kubah tengah. Volume kubah lava barat daya terhitung sebesar 1.645.000 meter kubik dan kubah tengah sebesar 2.582.000 meter kubik.
Intensitas kegempaan Merapi selama sepekan terakhir terhitung masih cukup tinggi. Pada pekan ini terjadi hujan di Pos Pengamatan Gunung Merapi dengan intensitas curah hujan sebesar 36 mm per jam selama 10 menit di Pos Kaliurang pada 13 Juli 2022.
Baca juga: Polisi Tangkap Tujuh Joki SBMPTN Bertarif Rp400 Juta
“Tidak dilaporkan terjadi banjir lahar dingin maupun penambahan aliran di sungai-sungai yang berhulu Gunung Merapi,” ujar Agus di laman yang sama.