EDISI.CO, KEPRI- Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) melakukan penandatanganan Memorandum of Understanding (Mou) Pelatihan Food Industry 4.0 dan Supply Chain Programme (SCP).
Pemerintah Provinsi Kepri yang dalam hal ini diwakili oleh Rektor Umrah, Agung Dhamar Syakti bersama CEO Republic Polytechnic (RP) Singapore Mr. Yeo Li Phew di Aula Wan Seri Beni, Kantor Gubernur, Dompak, Tanjungpinang, Kamis(21/7) lalu.
Baca juga: BRIN Dukung Sistem Pendataan Presisi Level Desa
Penandatanganan ini disaksikan langsung oleh Kedutaan Besar (Kedubes) Indonesia untuk Singapura Suryo Pratomo, Analis Kebijakan Ahli Utama Provinsi Kepulauan Riau Dr. Syamsul Bahrum, dan Direktur Politeknik Negeri Batam yang diwakili Ketua Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Daniel Sutopo Pamungkas.
Pelatihan Food Industry 4.0 dan SCP ini telah dilaksanakan dalam beberapa teknologi, diantaranya, Kapal Wisata Bertenaga Surya, Mesin Pengering Ikan, Mesin Pengering Teripang, Pakan Ikan Berbasis Pengolahan Hasil Sampingan Produk, Obat Herbal Parasit Ikan, Budidaya Udang Vaname Keramba Jaring Apung, dan Mesin Pencacah Sampah.
Kerja sama Pelatihan Food Industry 4.0 dan SCP ini merupakan momentum bagi Pemrov Kepri untuk hadir di tengah-tengah masyarakat dalam mendorong pelaku usaha dan hasil olahan laut dari masyarakat pesisir tembus ke pasar internasional.
“Ini adalah momentum bagi kita semua, Pemerintah Kepri dan Jajaran Vertikalnya dapat turun di tengah-tengah masyarakat, melihat langsung dan mempelajari, serta dapat memberikan inovasi-inovasi terbaru yang bermanfaat untuk pelaku usaha, dan juga produk-produk hasil olahan laut masyarakat Kepri dapat masuk ke ranah pasar Internasional,” sebut Asisten 3 Pemprov Kepri, Misbardi.
Baca juga: Kemenag Luncurkan Program Inkubasi Wakaf Produktif dan KUA Percontohan Ekonomi Umat
Misbardi juga mengajak seluruh Aparatur Pemprov Kepri untuk ikut mengembangkan kompetensi diri melalui pelatihan yang dikembangkan Temasek Foundation dan RP Singapore Pemprov.
“Dalam mewujudkan Provinsi Kepri yang makmur, berdaya saing, dan berbudaya. Tentunya memerlukan dukungan dari seluruh stakeholder terkait, sebagaimana prinsip Penta Helix memerlukan unsur pemerintah, Akademisi, Pelaku Usaha, Masyarakat dan Media untuk mengembangkan dan meningkatkan kompetensi diri serta Pembangunan Daerah,” katanya lagi
Sementara itu, menurut Kedubes RI untuk Singapura Suryo, kerjasama Pelatihan Food Industry 4.0 dan SCP yang di jalin oleh Pemprov Kepri bersama RP Singapore dan Temasek Foundation merupakan kesempatan yang tidak bisa dilakukan oleh banyak daerah-daerah lainnya.
“Kerjasama antar Pemprov Kepri bersama RP Singapore dan Temasek Foundation merupakan kerjasama yang tidak banyak daerah bisa melakukannya, apresiasi dan dukungan akan kami berikan dalam hal ini. Kami juga berharap Pemprov Kepri dapat terus mengembangkan daerah dan peningkatan SDMnya,” gagas Suryo Pratomo.
Baca juga: 7 Inovasi Kemaritiman UMRAH, Ada Mesin Pengering Teripang dan Pencacak Sampah
Dalam kesempatan tersebut, Yeo Li Phew selaku CEO RP Singapore juga turut memberikan pendapat, menurutnya kerjasama ini memberikan kesempatan bagi masyarakat Kepri dan Singapura untuk menemukan solusi dalam mengembangkan teknologi pertanian dan aquaculture.
“Kami sangat antusias dan juga sangat berterima kasih kepada Pemerintah Provinsi Kepri yang dalam hal ini memberikan kesempatan kepada kami untuk melakukan kerjasama, semoga kesepakatan ini dapat menjadikan solusi dalam mengembangkan teknologi pertanian dan aquaculture untuk masyarakat Kepri dan Singapura tentunya,” harap Yeo Li Phew.