EDISI.CO PESISIR– Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) Sakti Wahyu Trenggono, menekankan pentingnya sinergi dalam implementasi program pembangunan berbasis ekonomi biru (blue economy) pada sektor kelautan dan perikanan Indonesia.
“Saya berharap adanya komitmen bersama dalam upaya pembangunan blue economy, dan blue carbon pada khususnya, antar pemangku kepentingan terkait,” ujar Wahyu di kantor Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Jakarta, Rabu (10/8) dikutip dari laman resmi kkp.go.id.
Ia menambahkan, KKP telah merancang lima program kerja berbasis ekonomi biru yang dipercaya mampu menjawab tantangan global, khususnya terkait perubahan iklim yang dampaknya sudah terjadi di berbagai negara.
Baca juga: Peran Penting Kepala Desa dalam Percepatan Program PTSL
Wahyu juga memaparkan lima strategi ekonomi biru yang telah dirancang kementeriannya. Dua di antaranya berkaitan langsung dengan program karbon biru (blue carbon), yaitu perluasan wilayah konservasi perairan laut meliputi mangrove, terumbu karang, dan lamun.
“Laut Indonesia merupakan rumah bagi sebagian besar terumbu karang dunia, lamun dan bakau yang mampu memulihkan setidaknya 17% karbon biru global,” imbuhnya.
Baca juga: Berharap Masyarakat Pesisir Produktif dari Program Kepri Terang
Kemudian melakukan penataan ruang laut, pesisir, dan pulau-pulau kecil di Indonesia agar tidak rusak akibat aktivitas ekonomi. Penataan dilakukan dengan dukungan regulasi, peningkatan sinergi, hingga pengalokasian ruang untuk mempertahankan atau meningkatkan cadangan karbon biru.
PP Nomor 32 Tahun 2019 tentang Rencana Tata Ruang Laut, telah menetapkan 15 lokasi sebagai Kawasan Strategis Nasional Tertentu (KSNT) yang terkait dengan pengendalian lingkungan hidup berupa daerah cadangan karbon biru.
Penulis: Irvan
sumber: kkp.go.id