
Edisi/kemkes.go.id
EDISI.CO, KESEHATAN– Penelitian program Integrasi Ikan, Maggot, Unggas dan Tanaman (IMUT) dari Politeknik Kesehatan (Poltekkes) Medan; Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara (Sumut) dan Badan Penelitian dan Pengembangan Kemenkes RI melakukan dinilai bisa mengatasi masalah Stunting di Kabupaten Mandailing Natal, Sumatera Utara.
Penelitian dilakukan selama 3 bulan di Kabupaten Mandailing Natal tepatnya di Kelurahan Hutagodang dan Desa Tolang Kecamatan Ulupungkut ini diklaim sebagai alternatif pemecahan masalah kerawanan pangan dan percepatan penurunan stunting.
Baca juga: BPJS Ketenagakerjaan Jangkau Pesepakbola Profesional Indonesia, Klub Bayar Iuran Pemain
Hasil penelitian IMUT ini telah didiseminasikan pada Senin (8/8) di Aula Kantor Bupati Mandailing Natal dan dihadiri oleh Bupati HM Jafar Sukhairi Nasution seperti termuat dalam laman kemkes.go.id edisi 10 Agustus 2022.
Direktur Poltekkes Medan, Dra. Ida Nurhayati, M.Kes mengatakan IMUT ini bermanfaat bagi lingkungan hidup untuk mengurangi sampah organik yang jumlahnya 60% dari total sampah di Kabupaten Mandailing Natal. Sampah organik akan diurai oleh maggot, maggot yang berprotein tinggi digunakan untuk campuran pakan ikan dan unggas.
Baca juga: Program Peduli Kesehatan LAZ BATAM, Bantu Biayai Operasi Patah Tulang Anak Seorang Janda
Hasil sisa penguraian sampah oleh maggot digunakan untuk pupuk tanaman yang dibudidayakan seperti tanaman sayuran dan tanaman obat.
”IMUT merupakan bentuk pemanfaatan pekarangan dengan budidaya ikan, maggot, unggas dan tanaman yang hasilnya dapat meningkatkan nilai ekonomi keluarga, pemenuhan gizi keluarga yang pada akhirnya dapat meningkatkan kesehatan ibu dan anak serta mewujudkan green environment,” ujar Ida.
Dosen FKM Universitas Sumatera Utara dan juga sebagai anggota peneliti, Zulhaida Lubis, menjelaskan pengembangan IMUT dilakukan untuk mengatasi dampak pandemi COVID-19 yang telah menyebabkan kondisi ekonomi masyarakat rendah, daya beli lemah, sehingga mempengaruhi kerawanan pangan dalam keluarga.
Baca juga: Jokowi Ingatkan Warga Pontianak Tidak Perlu Berobat ke Luar Negeri
Menurutnya banyak keluarga tidak dapat memenuhi kebutuhan pangan anak yang seharusnya bervariasi dan bergizi dalam penyajiannya sehingga dapat berdampak pada kesehatan ibu dan anak.
”Program integrasi IMUT sudah berjalan dengan baik, diterima dan dilaksanakan oleh masyarakat serta mendapatkan dukungan dari pemerintah daerah setempat,” kata Zulhaida.
Program IMUT sudah dapat menambah keragaman konsumsi pangan dan dapat memperbaiki status gizi kurang dan sangat kurang bagi Balita. Namun, untuk memperbaiki stunting masih diperlukan waktu yang lebih panjang lagi, karena masalah stunting itu merupakan masalah gizi kronis.
Bupati Mandailing Natal HM Jafar Sukhairi Nasution memberikan respons positif dan mengapresiasi atas terlaksananya penelitian IMUT. Ia berkomitmen untuk mencegah serta menurunkan angka kasus gizi buruk atau stunting.
Baca juga: Anggaran Kesehatan 2023 Naik Jadi Rp 168,4 Triliun
Bentuk komitmen tersebut berupa pelibatan 17 organisasi perangkat daerah (OPD) secara langsung sebagai upaya penanggulangan persoalan stunting di Kabupaten Mandailing Natal.
”Tentunya 17 OPD ini akan diberikan pos anggaran pelaksanaan program. Saat ini, Pemkab Mandailing Natal juga telah membentuk tim upaya pemulihan lingkungan, yang bertugas mengedukasi masyarakat mengenai pola hidup sehat,” tutur Jafar.
Selain itu, Pihaknya juga telah melibatkan pos anggaran dana desa dalam penanggulangan stunting sebesar 8%.
”Ini merupakan langkah dan upaya pemerintah dalam menanggulangi dan menurunkan angka stunting di Mandailing Natal. Ada juga program dari TP-PPK yang turun langsung ke kecamatan dan desa-desa,” kata Jafar.