EDISI.CO, EKONOMI- Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengatakan, Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tahun 2023. Optimis karena pemulihan ekonomi pada kuartal I dan II 2022 diatas 5 persen, namun tetap waspada terhadap kondisi geopolitik.
Hal itu dikatakan Sri Mulyani saat menghadiri Rapat Kerja Komite IV Dewan Perwakilan Daerah, Jakarta, Kamis (25/08).
“Optimis karena di satu sisi pemulihan ekonomi kuartal I dan II 2022 di atas 5%, inflasi masih relatif terjaga, dan pemulihan di berbagai sektor cukup merata, namun kewaspadaan menjadi sangat tinggi karena syok yang muncul akibat disrupsi global ini sangat besar dan penyebabnya karena kondisi geopolitik yang tidak selesai dalam waktu dekat,” jelas Menkeu dilansir dari laman kemenkeu.go.id.
Baca juga: Hadapi Lonjakan Harga Pangan, Pemerintah Siapkan Bansos dan Operasi Pasar
Ia menegaskan, APBN tahun 2023 masih menjadi instrumen penting yang menjawab tantangan dari yang sebelumnya disebabkan oleh pandemi Covid-19 menjadi risiko global.
Resiko global yang dimaksud adalah terjadinya inflasi yang melonjak pada barang-barang atau permintaan mulai meningkat seiring dengan proses pemulihan ekonomi.
“Maka dari itu, pemerintah terus mewaspadai lingkungan global ini,” lanjut Sri Mulyani.
Baca juga: Info Lowker Batam, PT Islandsun Buka Lowongan untuk Semua Jurusan
Diketahui, International Monetary Fund (IMF) telah menurunkan proyeksi ekonomi dunia dengan kombinasi yang sangat tidak baik yaitu pertumbuhan ekonominya di revisi ke bawah dan inflasi di revisi ke atas.
Pada tahun 2023 proyeksi negara maju yaitu 6,6% dengan pertumbuhan ekonomi 1,4%, sedangkan pada negara berkembang proyeksi inflasi diperkirakan 9,5% dengan pertumbuhan ekonomi 3,9%.
“Meskipun Indonesia tadi telah mencapai precovid level dengan pertumbuhan momentumnya masih menguat, bahkan kuartal kedua kemarin momentum recoverynya sangat impresif di 5,44% dan inflasi masih dijaga di level di bawah 5%, namun kita tidak boleh dalam hal ini terlena,” pungkasnya.