Saat itu Marlina sedang berada dekat dengan anaknya yang sakit. Ia mendengar isi pembicaraan antara Marlina dengan Syarifuddin, tiba-tiba bisa berbicara dan mengaku sangat senang dan ingin melanjutkan Pendidikan ke jenjang berikutnya.
Catatan Edisian
“Waktu itu saya sempat berbicara dengan anak yang sakit itu melalui telpon, ternyata setelah mendengar kabar kalau dia lulus, langsung sembuh dia,” kata Syarifuddin di tengah ceritanya.
EDISI.CO, BATAM– Lembaga Amil Zakat (LAZ) Batam menemukan kesenangan Hosim dan keluarganya di momen HUT ke-77 Kemerdekaan Indonesia. Meskipun hanya melalui sambungan ponsel pintar, kesenangan yang ada di keluarga yang tinggal di kawasan Kampung Melayu, Nongsa ini begitu terasa.
Di momen kemerdekaan tersebut, LAZ Batam membersamai kembalinya anak-anak Hosim ke sekolah setelah terhenti sejak Covid-19 pada 2020 lalu. LAZ Batam juga mendukung Hosim kembali berjualan Es Dawet Ayu 99 yang jadi penopang biaya hidup keluarga mereka. Hosim sempat berhenti jualan karena sakit dan kehabisan biaya. Cerita tentang kesembuhan anak ke-4 pasangan Hosim dan Marlina juga menjadi kado indah yang tidak hanya dirasakan keluarga Hosim, terlebih lagi untuk LAZ Batam.
Ketua LAZ Batam, Syarifuddin, mengawali cerita dengan temuan satu keluarga yang sakit di kawasan Kampung Melayu, Nongsa. Informasi itu ia dapati dari seorang muzaki yang juga dokter di satu rumah sakit di Kota Batam. Informasi tersebut ia kembangkan dengan medatangi langsung kediaman Hosim, istri dan 4 anaknya di Kampung Melayu, Kelurahan Batu Besar, Kecamatan Nongsa.
“Mereka tinggal di dekat Pantai,” kata Syarifuddin.
Di sana, Syarifuddin menemukan kalau Hosim dan Marlina, istrinya, sakit. Begitu juga dengan anak ke-4 mereka yang mengalami sakit tidak bisa bicara dan kaku, mirip step. Empat anak yang saat ini tinggal bersama mereka ternyata putus sekolah, dua diantaranya tidak melanjutkan pendidikan sejak 2020 lalu tersebab Pandemi Covid-19. Terhenti di kelas 6 dan 5 SD.
Pasangan Hosim dan Marlina memiliki 6 anak, anak pertamanya sudah menikah, anak kedua memilih tinggal tidak serumah dengan mereka.
Hosim yang tengah sakit tidak bisa melanjutkan aktivitasnya berjualan Es Dawet di kawasan Mega Legenda, Batam Centre. Uang untuk modal terus menipis, terpakai untuk membeli obat dan memenuhi kebutuhan lain keluarga.
Syarifuddin menjelaskan kalau Hosim belum kembali bekerja sekitar sebulan lamanya. Sementara sang anak sakit sudah sekitar tiga minggu.
Di sana, ia berbincang cukup lama dan menawarkan bantuan melalui progman Peduli Pendidikan LAZ Batam untuk dua anak Hosim yang putus sekolah karena pandemi. Ia juga sisipkan rencana bantuan modal melalui program Pemberdayaan Ekonomi agar Hosim bisa kembali berjualan dan mampu memenuhi kebutuhan keluarga. Juga dukungan melalui Program Peduli Kesehatan LAZ Batam.
“Kami masuk melalui Program Peduli Pendidikan. Jadi saya minta kepada ibu Marlina untuk mencari sekolah terdekat dan meminta surat pindah dari sekolah lama anak-anaknya,” kata Syarifuddin.
Baca juga: Sepakbola Tarkam adalah Kemewahan Kita di Pesisir
Pada prosesnya, sudah ada sekolah yang mau menerima, namun surat pindah yang menjadi syarat belum didapat. Akhirnya tim LAZ Batam berinisiatif membantu, mendatangi sekolah lamanya dan meminta surat pindah.
Saat pendataan yang dilakukan, mendapati kalau dua anak Hosim ternyata adalah penerima program Peduli Pendidikan dari LAZ Batam sekitar setahun lalu. Mereka tidak lagi jadi penerima karena terputus komunikasi dengan LAZ Batam.
Syarifuddin menuturkan, Hosim mengaku selama Pandemi Covid-19 dengan pembatasan dan pengetatan yang terjadi, berimbas pada pendapatannya yang turun signifikan. Mereka yang sebelumnya tinggal di kawasan Mega Legenda, juga terpaksa pindah ke Nongsa untuk berhemat.
Kondisi itu berlanjut dengan kesulitan demi kesulitan lainnya, sampai-sampai Pendidikan dua anak mereka terpaksa terhenti sementara karena biaya. Persoalan itu juga yang mungkin memicu sakit pada Hosim, Marlina dan anak ke-4 mereka.
Di sana diketahui ternyata anak ke-4 Hosim yang sebelumnya duduk di kelas 6 SD ternyata sudah lulus, sementara adiknya dari kelas 5 SD dinyatakan naik ke kelas 6.
Kabar tersebut langsung diinformasikan kepada Marlina. Saat itu Marlina sedang berada dekat dengan anaknya yang sakit. Ia mendengar isi pembicaraan antara Marlina dengan Syarifuddin, tiba-tiba bisa berbicara dan mengaku sangat senang dan ingin melanjutkan Pendidikan ke jenjang berikutnya.
“Waktu itu saya sempat berbicara dengan anak yang sakit itu melalui telpon, ternyata setelah mendengar kabar kalau dia lulus, langsung sembuh dia,” kata Syarifuddin di tengah ceritanya.
Meneruskan rencana bantuan melalui Program Pendidikan, LAZ Batam selanjutnya memberikan dukungan pembiayaan untuk sekiolah anak tersebut. Sebelumnya LAZ Batam juga sudah menyelesaikan ihwal administrasi dua anak Hosim di sekolah sebelumnya.
Tepat sehari setelah momen kemerdekaan atau pada 18 Agustus 2022, anak tersebut mulai masuk sekolah. Ia sekarang duduk di bagku kelas 7 sekolah menengah pertama.
Baca jug: Karnaval di Belakangpadang Asik, Amsakar Macam Tak Mau Balik
Syarifuddin mengaku mendapat kiriman foto anak tersebut saat mengenakan seragam putih biru, lengkap dengan topi dan dasi dari Marlina. ia mengaku sangat senang dan terus melihat foto sang anak dapat melanjutkan pendidikan.
Sementara adeknya tetap melanjutkan di sekolah yang lama. Dengan pertimbangan ia tingal menyelesaikan satu tahun Pendidikan di sana, ada kekhawatiran dari sekolah yang menerima kepindahannya kalau-kalau nanti akan kesulitan mendapatkan data untuknya saat akan mengikuti ujian nasional.
Untuk Hosim, stimulus dana dari LAZ Batam dan kondisi kesehatan yang sudah pulih, membuatnya bisa kembali berjualan. Gerobak motor yang jadi etalase Es Dawet Ayu 99 miliknya kini sudah kembali ke lapak semula.
Syarifuddin juga sudah beberapa kali menghampiri Hosim, mencoba Es Dawet Ayu 99 racikannya. Di sana ia mendapati beberapa pelanggan yang mengaku sudah lama menunggu Hosim kembali berjualan.
Terkait dengan Program Peduli Pendidikan LAZ Batam, Syarifuddin menjelaskan kalau pendidikan memang menjadi hal utama untuk mendorong peningkatan SDM masyarakat. Dengan pengalaman akademis yang dimiliki akan memberi pengaruh pada sikap dan pola pikir seseorang. Akan memberinya ruang memperoleh pengalaman yang lebih luas.