EDISI.CO, NASIONAL- Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) Republik Indonesia (RI) menyelenggarakan Kirab Budaya dan Rapat Raksasa bertajuk “Nyawiji Nunggal Rasa” di Borobudur, Senin (12/9).
Dilansir dari laman kemdikbud.go.id, kirab ini mengusung semangat kebersamaan masyarakat yang bahu membahu untuk bisa kembali bekerja dan berkarya, untuk pulih kembali kepada kondisi yang selaras dengan alam dalam rangkaian kegiatan Pertemuan Tingkat Menteri G20 di bidang Kebudayaan.
Baca juga: Miracle in Cell No 7 Sukses Buat Banyak Penonton Menangis
Mendikbudristek Nadiem Anwar Makarim mengapresiasi kegiatan kirab ini yang tidak hanya menekankan pada budaya namun juga lingkungan.
“Saya mengapresiasi masyarakat peserta Kirab Budaya yang sudah unjuk kreativitas dengan mengambil inspirasi dari fauna yang terdapat pada relief Candi Borobudur. Lebih dari itu, material yang digunakan terdiri dari bahan yang ramah lingkungan. Hal itu sejalan dengan apa yang kita dorong dalam agenda G20 bidang kebudayaan.” Kata Nadiem.
Acara yang digelar mulai pukul 8.00 pagi ini melibatkan sekitar 2.000 warga perwakilan dari 20 desa di kecamatan Borobudur. Kirab Budaya dan Rapat raksasa G20 terdiri dari empat segmen kegiatan yakni Ritus ‘Bangun Tuwuh’ di Candi Pawon, Kirab Budaya ‘Mulih Pulih’ dari Candi Pawon menuju Candi Borobudur, Rapat Raksasa ‘Nyawiji’ di Taman Lumbini Candi Borobudur, dan Parade Seni ‘Golong Gilig’.
Rapat Raksasa “Nyawiji” merupakan simbol solidaritas dengan sesama dan menyampaikan aspirasi melalui rangkaian pertunjukkan yang merupakan adaptasi artistik dari aneka isu yang telah didiskusikan dalam rangkaian kegiatan yang melibatkan pelaku budaya sebelumnya.
Baca juga: Tiket Pre Sale 1 Konser 30 Dewa 19 di Batam Terjual Habis
Kirab budaya dan Rapat Raksasa ini merupakan bagian Program Pemajuan Kebudayaan Desa, salah satu program prioritas Direktorat Jendral Kebudayaan yang menitikberatkan pada proses pemberdayaan masyarakat yang melibatkan warga sebagai pemilik budaya.
Tahun ini adalah tahun ke-2 Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kemendikbudristek, mendampingi warga Kawasan Borobudur untuk menemukenali kembali potensi budayanya, kemudian membuat program pengembangan sekaligus bagaimana pemanfaatannya untuk kehidupan berkelanjutan.
Direktur Jenderal Kebudayaan Kemendikbudristek selaku Koordinator Pertemuan Tingkat Menteri Kebudayaan G20 Hilmar Farid menjelaskan, Kirab Budaya dan Rapat Raksasa ini menjadi wujud nyata keterlibatan masyarakat desa dalam upaya bersama merayakan kehidupan dan diharapkan dapat kembali pulih tidak hanya lebih kuat namun juga tepat guna dan bermanfaat.