EDISI.CO, NASIONAL- Insiden kerusuhan yang memakan ratusan korban jiwa di Kanjuruhan, Malang, masih menyisakan luka mendalam. Dilansir dari laman ANTARA, Senin (3/10), psikolog sosial Dr Juneman Abraham mengatakan, menjaga mental kolektif massa tetap dalam kondisi positif sangat penting untuk mencegah insiden serupa terulang.
“Ini bukan perkara pendidikan mental individu, melainkan soal kebutuhan akan ‘mental model’ yang baik, fair, damai dalam suasana kolektif. Massa bisa mengimitasi atau meniru model yang baik jika ada banyak contoh,” tuturnya.
Baca juga: Mendesak Negara Lakukan Penyelidikan Menyeluruh pada Insiden Kanjuruhan Malang
Menurut Juneman, ketika mental kolektif massa positif, masyarakat bisa tetap rasional menghadapi sesuatu yang tidak sesuai ekspektasi.
Dirinya menjelaskan, dalam teori psikoanalisis sosial, kumpulan orang banyak atau disebut massa digambarkan memiliki karakter yang bersifat cair. Artinya, meski terdiri dari kumpulan orang yang rasional, selalu ada peluang massa itu bersikap impulsif atau berbuat sesuatu tanpa berpikir panjang, reaktif, mudah tersinggung, dan mudah meniru perbuatan pihak lain yang tergabung dalam massa itu.
Baca juga: Harga Pertamax Resmi Turun, Ini Daftar Harga Terbaru BBM di SPBU Pertamina
Namun, potensi mendapatkan respons yang positif juga bisa didapatkan ketika gaung dan pesan positif ditonjolkan. Dalam konteks pertandingan olahraga, ia menekankan perilaku dewasa dalam menerima kekalahan dan tidak meluapkan emosi ke arah hal negatif.
“Maka kita semua perlu mengusahakan untuk mengumpulkan contoh-contoh perilaku massa yang baik (tidak hanya dalam konteks olahraga) dan saling menularkan kisah-kisah tersebut,” ucapnya.
Juneman juga menekankan pentingnya komunikasi humanis dari para petugas keamanan sehingga tujuan menjaga sebuah acara berlangsung kondusif bisa terjaga.
“Respons-respons yang mengatasi kekerasan atau kerusuhan dengan jalan yang ‘agak instan’ perlu selalu dipinggirkan sebagai jalan utama,” tutupnya.