EDISI.CO, KEPRI– Kinerja Perbankan di Provinsi Kepulauan Riau (Kepri), baik bank umum atau swasta maupun bank perkreditan rakyat pada periode Agustus 2022 menunjukan pertumbuhan positif.
Untuk bank Perkredtan rakyat (BPR) sendiri, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Kepri mencatat kenaikan total aset BPR/S sebesar 4,73 persen dari posisi Agustus 2021 sebesar Rp7,82 triliun, menjadi sebesar Rp8,19 triliun pada Agustus 2022 secara year on year (YoY).
Baca juga: R&D Bakery Buka Lowongan, Berikut Detailnya
Kredit meningkat sebesar 11,05 persen dari sebesar Rp5,36 triliun di Agustus 2021 menjadi Rp5,95 triliun pada Agustus 2022 dan dana pihak ketiga (DPK) meningkat sebesar 4,61 persen, dari sebesar Rp6,33 triliun di Agustus 2021, menjadi Rp6,62 triliun .
“Secara year to date (YtD) pada posisi Desember 2021 sampai Agustus 2022 juga mengalami kenaikan, dimana Aset bertumbuh 4,62 persen; Kredit bertumbuh 10,40 persen dan DPK bertumbuh 6,97 persen,” kata Kepala OJK Kepri, Rony Ukurta Barus.
Sementara secara keseluruhan dari 35 bank umum dan 46 BPR, ada peningkatan total aset sebesar 11,46 persen; DPK sebesar 12,78 persen dan kredit meningkat sebesar 18,77 persen jika dibandingkan periode Agustus 2021 secara year on year.
Baca juga: Pemko Batam Apresiasi Pembangunan Masjid dan Ingatkan Soal Legalitas
OJK Provinsi Kepri mencatat secara year to date atau periode Desember 2021 sampai Agustus 2022, total aset bank umum dan bank perkreditan rakyat tumbuh sebesar 5,24 persen; DPK tumbuh 8,28 persen dan Kredit tumbuh 18,52 persen.
Pada Agustus 2022, total aset 35 bank umum dan 46 bank perkreditan rakyat (BPR) sebesar Rp103.838.000.000; DPK sebesar Rp78.739.000.000 dan kredit sebesar Rp51.726.000.000. Pada Desember 2021, nila aset berada di angka Rp98.672.000.000; DPK sebesar Rp72.715.000.000 dan kredit sebesar Rp43.644.000.000. Pada Desember 2020, nilai aset sebesar Rp89.829.000.000; DPK sebesar Rp67.342.000.000 dan kredit sebesar Rp43.047.000.000.
Baca juga: Usaha Kerupuk Ikan “Endak Teros” Teluk Lengung Tersentuh Dukungan LAZ Batam
Rony melanjutkan, penyaluran kredit masih didominasi oleh kredit pemilikan peralatan rumah tangga lainnya sebesar Rp11,8 Triliun; Diiukuti oleh kredit untuk pemilikan rumah tinggal sebesar Rp7,6 Triliun; perdagangan besar dan eceran Rp6,9 Triliun; industri pengolahan Rp6,7 Triliun dan transportasi pergudangan dan komunikasi sebesar Rp3,3 Triliun.
“Kota Batam menjadi kota dengan kredit tertinggi sebesar Rp30,6 Triliun. Disusul Kota Tanjungpinang Rp13.023 Triliun; Kabupaten Karimun Rp1,6 Triliun; Natuna Rp326 Miliar dan Bintan Rp145 Miliar,” kata Rony.