EDISI.CO, NASIONAL- Menteri Investasi Bahlil Lahadalia mengatakan situasi ekonomi global sangat bisa memengaruhi kondisi ekonomi di dalam negeri, sebab Indonesia memiliki banyak ketergantungan terhadap negara lain.
Salah satunya ketergantungan terhadap gandum. Kebutuhan gandum di Indonesia sangat tinggi dan semua hasil impor dari negara lain.
Baca juga: Sri Mulyani Bongkar Biang Kerok Kenaikan Inflasi
“Kita tidak punya gandum. Gandum kita impor 100 persen,” kata Bahlil di Kantor Kementerian Investasi, Jakarta Pusat, Senin (24/10), dilansir dari laman BKPM.
Banyak produk bahan makanan yang membutuhkan gandum sebagai bahan pokoknya. Mulai dari mi instan hingga aneka tepung-tepungan. Tidak sedikit olahan makanan di Indonesia yang menggunakan gandum sebagai bahan bakunya.
“Kalau enggak ada gandum kita tidak bisa makan pop mie, tidak bisa makan indomie. Saya dibesarkan sama pop mie pas di kuliah, sekarang juga masih makan pop mie,” ungkapnya.
Baca juga: Menperin Beberkan 3 Dampak Tantangan Global Bagi Industri Nasional
Memang, saat ini pemerintah sedang mencari bahan baku pengganti gandum. Meskipun nanti bahan bakunya diganti dia memastikan cita rasa produk olahan tersebut akan berbeda.
“Saya diskusi tokoh tepung pop mie, kualitasnya tidak akan menyamai gandum,” kata Bahlil.
Situasi global yang tidak pasti ini bisa berpengaruh kondisi dalam negeri. Apalagi Rusia yang menjadi salah satu pemasok gandum terbesar tengah bersitegang dengan sejumlah negara.
Dalam kondisi perang sekalipun, Bahlil menyebut Rusia tetap masih untung. Sebab produksi minyak dan komoditas ekspornya masih berlangsung.
“Jadi Rusia tetap untung, perang-perang, minyak produksi terus, jual terus dan dapat uang,” pungkasnya.