EDISI.CO, INTERNASIONAL- Vidio menjadi satu-satunya aplikasi lokal yang mampu bertengger bersama aplikasi mobile di kawasan Asia Tenggara.
Vidio, aplikasi mobile video milik EMTEK Group ini disebut sebagai salah aplikasi mobile memiliki pendapatan tertinggi untuk periode September 2022 di kawasan Asia Tenggara. Hal itu berdasarkan hasil survei yang dilakukan perusahaan riset pasar aplikasi mobile Sensor Tower.
Baca juga: Mark Zuckerberg Akui Gagal Antisipasi TikTok
Menurut hasil laporan itu menyebutkan bahwa Vidio masuk lima besar aplikasi top di Asia Tenggara. Sementara untuk nomor satu berpenghasilan tertinggi di Asia Tenggara untuk periode tersebut adalah TikTok.
Aplikasi garapan Bytedance itu berhasil mengumpulkan pendapatan senilai nyaris USD 9,92 juta atau sekitar Rp 144 miliar (Kurs Rp 15.577,55). Nilai pendapatan itu meningkat 85 persen secara tahunan, jika dibandingkan dengan September 2021.
Baca juga: Google Uji Coba Passkey, Metode Baru yang Bakal Gantikan Password
“Kira-kira sebanyak 32 persen pendapatan TikTok berasal dari Malaysia, kemudian didorong Indonesia sebanyak 22 persen, dan 17,5 persen dari Vietnam,” tulis hasil survei Sensor Tower, Senin (24/10).
Setelah TikTok, ada Google One. Aplikasi penyimpanan berbasis komputasi awan ini mampu merengkuh pendapatan sekitar USD 4,87 juta.
“Sekitar 39 persen pendapatan Google One berasal dari Singapura, diikuti 19,8 persen dari Indonesia,” tulis laporan tersebut.
Selanjutnya, pada urutan ketiga dan keempat ada YouTube dan Bigo Live.
Vidio Jadi Layanan Paling Populer di Indonesia
Sebelumnya, Vidio dinobatkan menjadi layanan paling populer dalam hal konsumsi video premium di Indonesia. Hal itu berdasarkan riset dari Media Partners Asia (MPA). Bahkan, menurut laporan Bloomberg, Selasa (4/10), riset itu menyebutkan bahwa Vidio mampu mengalahkan kedigdayaan Netflix dan Disney+ di pasar domestik.
Perlu diketahui, Vidio merupakan layanan video streaming milik PT Elang Mahkota Teknologi (Grup EMTEK). Meskipun Disney+ memiliki lebih banyak pelanggan, sebagian besar berasal dari kemitraan dengan Telkomsel, masyarakat Indonesia lebih menyukai Vidio yang kini memiliki 3,5 juta pelanggan.
Vidio adalah kisah sukses lokal yang langka dan pelajaran bagi perusahaan media lokal lainnya di seluruh dunia. Raksasa Barat mendominasi pasar video online di hampir setiap wilayah utama di luar China.
Netflix melesat ke posisi terdepan di Brasil, Meksiko, Korea Selatan, Australia, dan sebagian besar Eropa Barat. Amazon adalah salah satu pemain terbesar di Jepang dan memilih wilayah Eropa.
Disney+ adalah pemimpin di India. Para pemain lokal sebagian besar masih gagal menjadi pesaing alternatif dari luar negeri. Akan tetapi, masih ada peluang pasar ketika pemain luar tidak menanamkan banyak uang.
Netflix dan rekan-rekannya belum melakukan investasi besar di Indonesia. Meskipun populasinya besar, Indonesia belum memiliki industri film lokal yang signifikan dan penduduknya relatif masih miskin. (PDB per kapita berada di antara Thailand dan India)