EDISI.CO, NASIONAL- Gerakan Nasional Bulan Cinta Laut (BCL) yang dicanangkan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) yang melibatkan ribuan nelayan di 14 provinsi di Indonesia, berhasil mengumpulkan sampah di laut sebanyak 67,34 ton sampah di laut.
“Hingga hari ini tanggal 27 Oktober 2022 jumlah sampah yang telah terkumpul dari seluruh lokasi adalah sebesar 67,34 ton dengan jumlah nelayan yang terlibat adalah 1.477 orang,” kata Menteri KKP, Sakti Wahyu Trenggono dalam sambutannya di acara Gerakan Nasional Bulan Cinta Laut, di Taman Bhagawan, Badung, Bali, Kamis (27/10), dilansir dari laman KKP.
Baca juga: Neraca Perdagangan RI Berpotensi Surplus Hingga USD60 Miliar di 2022
Gerakan nasional BCL ini dilaksanakan di 14 kabupaten dan kota di 14 provinsi di Indonesia secara serentak dimulai dari tanggal 1 Oktober akan dilanjutkan hingga 31 Oktober 2022.
Sementara, 14 Kabupaten dan Kota ialah di Kabupaten Badung, Bali, Kota Banda Aceh, Kota Medan, Kota Padang, Kota Tanjung Pinang, Kota Serang, Kota Cirebon, Kabupaten Cilacap, Kabupaten Kubu Raya, Kota Balikpapan, Kota Kendari, Kota Manado, Kota Sorong, dan Kota Merauke.
Baca juga: Emas Bisa Lawan Inflasi dalam Jangka Panjang
“Dari hasil pencatatan kami, lokasi yang paling aktif adalah Kota Padang yang berhasil mengumpulkan 10,9 ton sampah (di laut),” imbuhnya.
Kemudian, sampah dari laut yang telah berhasil dikumpulkan oleh para nelayan ini, selanjutnya akan dipilah sesuai dengan jenisnya dan ditimbang untuk menentukan besaran insentif yang akan diterima dan sampah akan dibawa ke tempat penampungan sampah atau proses daur ulang untuk dijadikan produk yang bernilai.
“Proses ekonomis sirkulasi, merupakan pendekatan penting bagi nelayan bahwa dengan menghasilkan sampah di laut dapat juga untuk dilakukan pencarian alternatif bagi nelayan yang tidak dapat melaut karena cuaca yang tidak menentu,” jelasnya.
Saat ini, 80 persen sampah laut di Indonesia berasal dari darat dan 30 persen dari sampah tersebut dikategorikan sebagai sampah plastik. Setiap tahunnya 1,29 juta ton sampah plastik yang turut dipengaruhi oleh pasang surut ombak lalu masuk ke perairan Indonesia dan berkontribusi terhadap populasi sampah di laut.
Menurutnya, progam Gerakan Nasional BCL merupakan langkah kongkret KKP dalam upaya untuk mengedukasi kesadaran nelayan dan masyarakat serta mengkampanyekan pentingnya menjaga laut agar tetap bersih sehingga ekosistem laut di Indonesia tetap terjaga.
“Bulan Cinta Laut, mengajak nelayan untuk berperan aktif menjaga laut tetap sehat dengan mengambil sampai di laut, selama kurung waktu satu bulan, dalam satu tahun, nelayan pergi melaut untuk mengumpulkan sampah di laut. Hasil pengambilan sampah di laut oleh nelayan akan dihargai setara dengan harga per kilogram ikan terendah di wilayahnya masing-masing,” ujarnya.