EDISI.CO, EKONOMI- Pendiri Foundry Financial, Kevin Lum menegaskan bahwa emas memiliki rekam jejak yang beragam sebagai lindung nilai terhadap inflasi. Emas masih kuat menahan inflasi meskipun harga nya sempat turun pada 23 September 2022.
“Emas tampaknya melindungi daya beli dalam jangka waktu yang lama, katakanlah, 100 tahun lebih. Tetapi memberikan perlindungan yang sangat kecil terhadap inflasi dalam jangka pendek,” ujar Kevin, dikutip dari CNBC, Jumat (28/10).
Baca juga: BI: Inflasi Akibat Kenaikan Harga BBM Lebih Rendah dari Prediksi
Kevin menjelaskan, salah satu faktor besar dalam mempengaruhi harga emas adalah kekuatan dolar AS, yang mencapai titik tertinggi dalam dua dekade minggu ini.
Dengan perlambatan ekonomi di China dan Eropa, investor telah berbondong-bondong ke dolar, yang dianggap sebagai tempat berlindung yang aman selama masa ketidakpastian ekonomi global.
“Namun, investasi emas cenderung tidak berkinerja baik saat dolar menguat. Bagi siapa pun yang hidup melalui periode itu dalam sejarah, Anda akan selamanya diyakinkan bahwa emas adalah lindung nilai tertinggi terhadap inflasi,” jelas dia.
Lebih lanjut, sejak saat itu, emas telah terbukti menjadi lindung nilai yang tidak dapat diandalkan terhadap inflasi.
Emas dinilai menjadi investasi aman untuk mengelola finansial, oleh karenanya, menabung emas dianggap salah satu solusi untuk menyisihkan dana darurat di kemudian hari.
Hal itu disampaikan Senior Vice President Divisi Penjualan PT Pegadaian, Muh Ariyadi Purwanto dalam webinar secara daring bertajuk: Bebas Finansial dengan Emas, Selasa (25/10).
Dia menambahkan, emas juga bentuk investasi yang menjanjikan serta bisa memberikan keuntungan menarik. Jenis investasi ini merupakan pilihan yang tengah naik daun di masa pandemi Covid-19.
Lanjut Ariadi, saat inflasi maupun resesi melanda negara, harga emas juga cenderung meningkat. “Dari sisi emas harganya kontradiktif, saat PDB kita turun, nilai tukar turun, harga emas tetap meningkat,” jelasnya.
Dirinya mencontohkan, di tahun 1997 saat itu harga emas senilai Rp25 ribu per gram. Jika dijual pada kondisi saat ini, nilainya meningkat drastis.
“Dahulu 1 motor seharga 5 jutaan setara 200 gram emas, sekarang 200 gram emas setara 12 motor,” terangnya.
Tak hanya itu, investasi emas juga bisa menjadi tujuan menyimpan dana darurat. Pasalnya, emas merupakan barang yang mudah digadai, dijual serta berlaku di mana saja. Pegadaian sendiri memiliki sederet layanan emas yang bisa dimanfaatkan nasabah.
“Kalau kita ke Turki, misal bawa logam mulia yang sudah tersertifikasi, lalu belanja nih dan bayarnya dengan emas. Saya yakin pedagang di sana menerima. Karena emas bersifat universal,” kata dia.