
Ilustrasi nyamuk malaria. Dok; Ist.
EDISI.CO, INTERNASIONAL- Pada awal 2022, kasus malaria di kota Dire Dawa, Ethiopia melonjak. Lebih dari 2.400 orang terjangkit penyakit tersebut. Menurut laporan para ilmuwan, lonjakan infeksi ini disebabkan serbuan spesies nyamuk dari Asia yang menyebar di seluruh Afrika.
Temuan ini dipresentasikan dalam pertemuan tahunan American Society of Tropical Medicine and Hygiene di Seattle, Amerika Serikat pada Selasa (1/11).
Baca juga: Selain Rutin Minum Air Putih, Ini Tips Menjaga Kesehatan Ginjal yang Wajib Diketahui
Menurut para ilmuwan, nyamuk yang menyebar ini adalah Anopheles stephensi, berasal dari India dan Teluk Persia. Nyamuk ini adalah vektor atau perantara utama untuk parasit Plasmodium yang menyebabkan malaria pada manusia.
Di Afrika, vektor malaria utama adalah Anopheles gambiae, dikutip dari laman Science News, Sabtu (5/11).
Baca juga: Pentingnya Interaksi Sosial Secara Langsung Demi Kesehatan Mental
Anopheles stephensi pertama kali dilaporkan di benua Afrika menyebar di Djibouti pada 2012. Sejak saat itu, spesies ini menyebar ke negara Afrika lainnya seperti Ethiopia, Somalia, dan Nigeria.
Fitsum Girma Tadesse, ahli biologi molekuler di Lembaga Penelitian Armauer Hansen di Addis Ababa, Ethiopia, delapan tahun sejak nyamuk ini muncul di Djibouti, Ethiopia melaporkan kasus malaria naik 40 kali lipat setiap tahun. Namun tidak ada yang secara langsung mengaitkannya dengan A.Stephensi.
Ketika kasus malaria tiba-tiba melonjak di Dire Dawa, dari 27 kasus menjadi 260 hanya dalam tiga pekan di awal 2022, Tadesse dan timnya melakukan penyelidikan.
Peneliti menelusuri 80 pasien di kota tersebut yang pernah berobat di klinik daerah maupun kampus, juga menelusuri 210 pasien yang berobat karena alasan lain. Lalu mereka melakukan pemeriksaan malaria terhadap anggota keluarga pasien tersebut.
Tim juga memeriksa lingkungan tempat tinggal pasien untuk mencari keberadaan nyamuk dewasa dan larva dalam radius 100 meter dari rumah tangga, atau dalam kasus mahasiswa yang mengunjungi klinik asrama.
Tim menemukan, pasien malaria terutama tinggal di dekat sumber air yang dihuni nyamuk A. stephensi. Rumah dan asrama yang dekat dengan habitat perairan yang menampung larva A. stephensi memiliki kemungkinan 3,4 kali lebih besar tertular daripada rumah yang tidak dekat dengan sumber air tersebut.
Sebagian besar nyamuk dewasa yang ditangkap tim, 97 persen adalah spesies invasif, satu-satunya spesies nyamuk yang ditemukan para peneliti membawa parasit Plasmodium.
Untuk mencegah penularan malaria, Tadesse menyarankan masyarakat menutup wadah air, sehingga nyamuk tidak bersarang dan bertelur di dalamnya.