EDISI.CO, INTERNASIONAL- Iran berhasil membuat rudal balistik hipersonik yang dapat terbang keluar masuk atmosfer Bumi. Demikian menurut laporan kantor berita Tasnim menguti pejabat Garda Revolusi.
“Rudal ini memiliki kecepatan tinggi dan dapat bermanuver keluar masuk atmosfer. Ini akan menargetkan sistem anti-rudal canggih musuh dan merupakan lompatan besar generasi di bidang rudal,” jelas komandan kedirgantaraan Garda Revolusi Iran, Amir Ali Hajizadeh, seperti dikutip dari laman South China Morning Post mengutip Tasnim, Senin (14/11).
Baca juga: Di Balik Pembicaraan Rahasia AS dengan Rusia untuk Cegah Perang Nuklir
Keberhasilan Iran membuat rudal hipersonik ini dipandang beberapa pihak dapat meningkatkan ketegangan.
“Kami melihat bahwa semua pengumuman ini meningkatkan perhatian, meningkatkan kekhawatiran, meningkatkan perhatian publik terhadap program nuklir Iran,” jelas Kepala Badan Energi Atom Internasional (IAEA), Rafael Gros.
Baca juga: 9 Tahun Disembunyikan, Makam Pendiri Taliban Akhirnya Diungkap ke Publik
Hingga kini belum ada laporan pasti mengenai pengujian rudal balistik hipersonik itu.
Rudal balistik hipersonik adalah rudal yang dapat terbang lima kali lebih cepat dibanding kecepatan suara pada lintasan yang kompleks. Negara-negara seperti Rusia, China, Amerika Serikat (AS), dan Korea Utara sedang mengembangkan rudal balistik hipersonik.
Bagi negara-negara Barat, Iran yang dijatuhi berbagai sanksi dan embargo kerap melebih-lebihkan kemampuan senjata buatannya. Meski dianggap melebih-lebihkan, namun negara-negara Barat seperti AS tetap memandang perkembangan senjata Iran sebagai ancaman.
Bahkan kekhawatiran rudal balistik Iran tetap berkontribusi pada keputusan AS pada 2018 lalu untuk menarik diri dari pakta nuklir yang ditandatangani Iran dan negara-negara nuklir dunia pada 2015.
AS juga menunjukkan kekhawatirannya setelah Iran pekan lalu meluncurkan roket ruang angkasa tiga tahap pertamanya, yaitu Ghaem-100. Peluncur itu sendiri dapat menempatkan satelit seberat 80 kilogram di ketinggian 500 kilometer dari permukaan Bumi.
Bagi AS peluncuran itu dapat mengganggu stabilitas kawasan. AS pun yakin jika peluncur itu dapat digunakan mengangkut hulu ledak nuklir.
Tetapi Iran tetap membantah jika mereka ingin mengembangkan senjata nuklir. Bahkan Iran menyatakan niatnya itu dengan mengundang IAEA bulan ini untuk memberi jawaban kepada Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengenai temuan partikel uranium pada tiga wilayah di Iran.
“IAEA telah menegaskan kepada Iran bahwa pada pertemuan ini mereka harap untuk mulai menerima penjelasan teknis yang kredibel dari Iran tentang masalah ini, termasuk akses ke lokasi dan bahan, serta pengambilan sampel yang sesuai,” jelas salah satu dari dua laporan rahasia IAEA.