
Ilustrasi Foxconn. Dok; Ist.
EDISI.CO, TEKNOLOGI- Foxconn menawarkan bonus besar untuk menarik kembali pekerja ke pabriknya di Zhengzhou, China. Hal ini menyusul kerusuhan tenaga kerja karena perselisihan gaji membuat karyawan keluar, mengancam untuk meninggalkan Apple dengan kekurangan iPhone untuk musim liburan akhir tahun.
Sebagaimana dilaporkan CNBC, Rabu (30/11), bulan ini, karyawan bentrok dengan personel keamanan di pabrik Zhengzhou, pabrik iPhone terbesar di dunia yang dijalankan oleh mitra perakitan Apple, Foxconn.
Baca juga: Cara Atur Izin Aplikasi di iPhone, Cegah Penyalahgunaan Data Pelanggan
Kerusuhan pekerja yang jarang terjadi setelah karyawan memviralkan kejadian itu di media sosial. Langkah ini demi menyampaikan keluhan mereka atas penundaan pembayaran gaji dan bonus.
Perusahaan Taiwan Foxconn kemudian meminta maaf atas apa yang disebutnya sebagai ‘kesalahan teknis’ menyebabkan perbedaan gaji dari apa yang dijanjikan kepada staf.
Baca juga: Elon Musk Pamer Twitter Dapat Pengguna Baru Terbanyak Sepanjang Masa
Pabrik Foxconn juga dilanda wabah Covid-19 bulan lalu menyebabkan para pekerja melarikan diri dari fasilitas tersebut karena perusahaan bergerak untuk mengendalikan wabah tersebut dengan mengisolasi orang yang terinfeksi.
Tetapi dengan para pekerja keluar dari pabrik, Foxconn sekarang mencoba untuk menutupi kekurangan staf yang mengancam pasokan iPhone global.
Foxconn mengatakan mereka akan memberikan pembayaran 500 yuan China (USD$70) untuk pekerja yang kembali, bonus 3.000 yuan bagi mereka yang tinggal lebih dari 30 hari dan bonus Januari 6.000 yuan. Itu terjadi sehari setelah perusahaan mengatakan akan membayar upah hingga 13.000 yuan untuk beberapa pekerja pada bulan Desember dan Januari.
Seorang analis dari Evercore ISI memperkirakan pabrik Zhengzhou menyumbang lebih dari 70 persen produksi iPhone secara global. Aksi protes dan mogok kerja buruh Zhengzhou kemungkinan akan berdampak pada pendapatan Apple. Hal itu menurut catatan yang diterbitkan oleh Evercore ISI pada hari Senin.
Analis Evercore ISI mengatakan bahwa permintaan iPhone dapat dipengaruhi oleh 5 juta hingga 8 juta unit pada Desember, sebagian besar di jajaran ponsel pintar Apple kelas atas, dan itu dapat berdampak negatif terhadap pendapatan sebesar USD5 miliar hingga USD 8 miliar.