
Rudal hipersonik. Dok; Ist.
EDISI.CO, INTERNASIONAL- Angkatan Udara Amerika Serikat mengumumkan pada Senin, pihaknya berhasil menggelar uji coba rudal hipersonik, senjata strategis yang juga dikembangkan China dan Rusia.
Angkatan Udara menyampaikan, AGM-183A Air-launched Rapid Response Weapon (ARRW) diluncurkan dari pesawat pengebom B-52H pada Jumat di lepas pantai California dan mencapai kecepatan hipersonik lebih dari lima kali kecepatan suara, menyelesaikan jalur penerbangannya dan diledakkan di area terminal.
Baca juga: Ilmuwan Temukan Cara Penyandang Tunarungu Mampu Menikmati Musik
“Uji coba ini adalah peluncuran pertama dari prototipe rudal operasional penuh,” jelas Angkatan Udara AS dalam pernyataannya, dikutip dari Al Arabiya, Kamis (15/12).
AS memiliki sejumlah program senjata hipersonik. Badan penelitian teknologi tinggi Pentagon, DARPA, juga sebelumnya pada tahun ini melakukan uji coba rudal jenis yang berbeda.
Baca juga: 27 Mayat Dibuang di Pinggir Jalan Lusaka
Rudal hipersonik menimbulkan ancaman potensial terhadap keseimbangan militer global, memiliki kemampuan membawa senjata nuklir tepat sasaran, dengan kecepatan tinggi sehingga sulit dicegat.
China juga melakukan uji coba rudal hipersonik tahun lalu. Sedangkan Rusia menggunakan senjata hipersoniknya selama perang di Ukraina. Korea Utara juga mengklaim telah melakukan uji coba terbang senjata ini.
AS menyoroti bahaya senjata hipersonik dalam laporan Missile Defense Review 2022.
“Senjata hipersonik, dirancang untuk menghindari sistem sensor dan pertahanan AS, menimbulkan ancaman yang semakin kompleks karena sifatnya yang berkemampuan ganda (nuklir/konvensional), profil penerbangan yang menantang, dan kemampuan manuver,” jelas laporan tersebut.