
EDISI.CO, BATAM– Ragam atraksi kebudayaan mewarnai Pawai Budaya Nusantara dalam rangka memperingati Hari Jadi Batam (HJB) ke 193 tahun, bertempat di Dataran Engku Putri Batam Center.
Diawali dengan penampilan tarian Melayu joget itam manis dari Lembaga Adat Melayu (LAM) Kota Batam, lalu diikuti Forkom se-Jatim Kota Batam menampilkan Reog Ponorogo, sebagai pertunjukan sendratari yang terdiri dari penari topeng menyerupai harimau berukuran besar dengan hiasan bulu ekor merak (dadak merak) dan beberapa penari lain dengan kostum raja, panglima perang, kesatria dan prajurit.
Baca juga: Pemko Batam Dorong Perbankan Hidupkan UMKM
Kemudian dilanjutkan penampilan barongsai dari Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Indonesia (PSMTI) Kota Batam. Barongsai ini tarian tradisional Tiongkok dengan menggunakan sarung yang menyerupai singa.
Keluarga Nusa Tenggara Timur (PKNTT) menampilkan Tarian Dolo Gampang Hala. Dalam tarian ini terdapat membentuk lingkaran yang menggambarkan persahabatan persatuan, saling genggaman tangan sebagai makna satu hati, sepemikiran, senasib dan sepenanggungan.
Keluarga Kerukunan Sulawesi Selatan (KKSS) menampilkan pencak silat kawali. Perhimpunan Keluarga Dayak Batam menampilkan Binua Garantung, Paguyuban Pasundan Sesingaan, Ikatan Keluarga Sumatra Barat (IKSB) Kota Batam menampilkan Tari piring Tambuik Talempong, Paguyuban Warga DKI Ondel-Ondel, Paguyuban Warga Banten (Puwnten) debus.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Batam, Ardiwinata mengapresiasi atas pertunjukkan kebudayaan dari peserta Pawai Budaya Nusantara. Kegiatan kebudayaan ini menjadi atraksi untuk menarik wisatawan baik domestik dan mancanegara.
“Ke depan kita kemas spektakuler lagi, wisatawan pasti suka dan tertarik melihat atraksi ini,” ucapnya.
Baca juga: Mendag Motivasi Mahasiswa ITEBA dan BTP agar Jadi Wirausaha Profesional
Wali Kota Batam, Muhammad Rudi, mengapresiasi keberagaman kesenian dan budaya yang disajikan. Meski penuh perbedaan, kata dia, semua tetap satu yakni warga Batam.
“Kita hadir di sini dengan beraneka ragam pakaian, kebudayaan, suku, tapi kita tetap satu, warga Kota Batam,” kata Rudi.
Ia menyampaikan terima kasih untuk semua pihak yang terus mempersatukan keberagaman yang ada. Ia mengatakan, keberagaman yang ada berupakan kekuatan bagi Batam.
“Mari kita rawat keberagaman ini dengan tetap bersatu dan menjaga kerukunan di Batam,” ujar Rudi.
Kerukunan dan kemanan di Batam dinilai penting untuk mempercepat pembangunan di Batam. Ia tak ingin, ada perselisihan atau masalah di Batam.
“Kami mulai mengubah satu per satu di Batam. Kota Batam akan dibangun lebih modern, tapi tidak melupakan budaya,” Rudi yang juga sebagai Kepala Badan Pengusahaan (BP) Batam tersebut.
Ia meminta dukungan kepada semua pihak dalam menjalan roda pemerintahan demi percepatan pembangunan di Batam. Untuk itu, ia berpesan kepada semua pihak untuk menjaga kerukunan, kedamaian, dan keamanan di Batam.
“Sebagai Wali Kota, saya meneruskan pembangunan Batam demi anak cucu. Bersama pak wakil (Wakil Wali Kota Batam, Amsakar Achmad) dan Forkomimpa Batam, kalau ada masalah harus didudukkan bersama-sama,” ujarnya.
Dengan demikian, ia berharap pembangunan Batam lebih modern dan menjadi lokomotif ekonomi nasional. “Di momen HJB ke-193 ini, kami akan menjadikan Batam Kota Baru dengan semangat baru membangun Kota Batam,” katanya.