EDISI.CO, NASIONAL- Direktur Utama (Dirut) Perum Bulog Budi Waseso memastikan stok beras pemerintah cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat sampai bulan puasa hingga lebaran. Saat ini stok beras di gudang Bulog tercatat lebih dari 600.000 ton.
“Stok beras sekarang lebih dari 600.000 (ton), untuk sampai puasa dan lebaran sangat cukup,” kata Buwas dilansir dari laman Bulog, Sabtu (21/1).
Baca juga: Sektor Hulu Migas Sumbang Rp272,8 Triliun ke Negara di 2022
Berdasarkan perkiraan Badan Pusat Statistik (BPS), ia mengatakan Maret nanti diprediksi akan mulai panen raya. Saat panen raya nanti Bulog menargetkan minimal 1 juta beras dapat diserap untuk memenuhi cadangan beras pemerintah (CBP).
“Kita punya target minimal 1 juta, tapi kalau bisa 2 juta kenapa satu juta. Karena tugas kita 2,4 juta ton. Maka saya bilang yang sekarang stok dikuasai Bulog itu 600.000 ton kalau mau dikeluarkan Januari Februari enggak apa-apa. Habiskan saja, kalau kebutuhannya itu,” ungkap Buwas.
Baca juga Kemenaker Pastikan Cuti Bersama Tak Potong Jatah Cuti Tahunan
Maka Buwas berharap panen pada bulan April hingga Juni produksinya besar. Sehingga Bulog dapat menyerap untuk cadangan beras pemerintah 100% dari dalam negeri.
Sebelumnya untuk memenuhi stok CBP tahun lalu Bulog melakukan importasi beras. Impor beras diputuskan dalam rakortas, dimana Bulog ditugaskan pemerintah untuk memenuhi CBP 500.000 ton dari dalam negeri dan 500.000 ton dari impor.
Untuk impor tahap pertama 200.000 ton sudah dilaksanakan mulai Desember tahun 2022. Saat ini beras impor tahap pertama telah masuk 180.000 ton.
Adapun untuk tahap kedua yakni 300.000 ton kini sedang proses. Seluruh beras impor tersebut telah dibeli Bulog dan sudah dikirim dari negara asal yakni Vietnam, Thailand dan Pakistan.
Ia menyebut keterlambatan beras impor disebabkan kondisi cuaca yang tak menentu. Sebelumnya Bulog berharap 500.000 ton beras impor dapat masuk di pertengahan Januari.
“Cuaca ini tidak bisa diabaikan, dari berangkatnya di sana tidak mudah. Pengangkutan dengan cuaca buruk tidak bisa. Belum lagi pengemasannya,” kata Buwas.
Saat ini 300.000 ton beras impor yang belum tiba di dalam negeri, rata-rata sudah berangkat dari negara asal. Kemudian sebagian lagi beras impor yang sudah sampai telah sampai sedang menunggu waktu bongkar di pelabuhan.
“Beras semuanya udah berangkat dari negara itu dan sekarang antri bongkar karena masalah keterbatasan pelabuhan dan cuaca,” jelasnya.