EDISI.CO, INTERNASIONAL- Presiden Turkiye Recep Tayyip Erdogan mengatakan Swedia jangan berharap mendapat dukungan dari negaranya untuk masuk aliansi militer NATO setelah peristiwa pembakaran kitab suci Alquran di depan Kedutaan Besar Turkiye di Stockholm akhir pekan lalu.
“Mereka yang berbuat hal memalukan di depan kedutaan kami jangan berharap kami bermurah hati soal ingin masuk NATO,” ujar Erdogan usai rapat kabinet di Ibu Kota Ankara kemarin, seperti dilansir laman TRT World, Kamis (26/1).
Baca juga: NATO Minta Lebih Banyak Dukungan Militer untuk Ukraina karena Rusia Tak Siap Berdamai
Erdogan menyampaikan pidatonya itu setelah Rasmus Paludan, politikus partai kanan Denmark Stram Kurs (Garis Keras) membakar Alquran di depan kedutaan Turkiye Sabtu lalu di bawah perlindungan polisi dan mendapat izin dari pemerintah Swedia.
Erdogan menambahkan, jika Swedia tidak memperlihatkan rasa hormat terhadap keyakinan beragama muslim di Turkite dan di seluruh dunia, maka mereka tidak akan mendapat dukungan dari Ankara.
Baca juga: Syarat Jadi Anggota NATO, Turki Minta Swedia dan Finlandia Serahkan 130 Teroris
Sebelumnya Kantor Urusan Agama Kepresidenan Turkiye, Diyanet, mengumumkan rencana mengajukan tindakan hukum atas peristiwa tersebut.
Kepala Kantor Urusan Agama Kepresidenan Turkiye Ali Erbas mengatakan kepada wartawan di Ankara kemarin, perwakilan dari lembaganya dan 120 konsultan akan mengajukan protes atas insiden itu.
“Kami akan memprotes tidak hanya atas pembakaran Alquran di Swedia, tapi juga terhadap serangan Islamofobia di negara-negara Eropa,” tegasnya.