EDISI.CO, NASIONAL- Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani menekankan bahwa Kementerian Keuangan (Kemenkeu) perlu untuk terus mengembangkan talent-nya melalui berbagai cara.
Menurutnya, hal ini karena pegawai Kemenkeu sebagai pengelola keuangan negara berhadapan dengan berbagai level ujian dan cobaan.
Baca juga: Libur Imlek, 456 Ribu Tiket KAI Ludes Terjual
“Jadi saya sampaikan alasan kenapa kita perlu terus memperkuat, mengembangkan, dan terus mencari dan me-nurture, mengembangkan, memelihara, memperkuat dari talents dan leadership di Kementerian Keuangan. (Ini) karena sebagai pengelola keuangan negara 4 level ujian dan cobaan,” ungkap Sri Mulyani, dilansir dari laman Kemenkeu. Kamis (26/1).
Lebih lanjut Menkeu menjelaskan empat level tersebut. Pertama, geopolitik dan global ekonomi. Kondisi ini harus dipahami oleh seluruh talent Kemenkeu.
Baca juga: Dana Kelolaan Capai Rp166 Triliun, BPKH Bersiap Pelaksanaan Haji 2023
“Kementerian Keuangan sebagai pengelola keuangan negara harus paham bahwa global environment will continuously berubah, dinamis, dan kadang kadang bahkan sangat drastis,” tuturnya.
Level kedua, perekonomian Indonesia. Menkeu menekankan, pengelola keuangan negara harus paham perekonomian Indonesia. Menkeu menekankan bahwa keuangan negara adalah alat negara dan instrumen untuk mengelola perekonomian Indonesia.
Sedangkan level ketiga, Kemenkeu harus didukung dengan organisasi yang struktur bisnis dan model bisnis proses yang mumpuni dan menjawab berbagai tantangan. Keempat, didukung oleh personaliti talent yang menjadikan organisasi Kemenkeu menjadi institusi yang siap dengan tujuan dan tantangan, siap dengan tanggung jawab, dan mampu melihat perubahan.
Untuk menghadapi berbagai level tantangan, Menkeu menutup sambutannya dengan berharap talent dan pimpinan Kemenkeu dapat menerapkan filosofi dari Ki Hajar Dewantoro. Yakni, ing ngarso sung tulodo, ing madyo mangun karsa, tut wuri handayani.
“Jadi itu bukan filosofi baru, itu sudah disampaikan oleh banyak sekali wisdom. Artinya itu menggambarkan from time to time, dari masa ke masa itu langgeng berarti organisasi selalu membutuhkan leader dan leadership yang mampu bergerak di depan, di tengah, di belakang,” pungkas Menkeu.