EDISI.CO, NASIONAL- Direktur Distribusi dan Cadangan Pangan Badan Pangan Nasional atau National Food Agency (NFA), Rachmi Widiriani menyebut sudah ada separuh beras impor masuk ke dalam negeri.
Dimana total impor beras yang didatangkan sebagai pemenuhan cadangan beras pemerintah (CBP) ialah 500.000 ton. Hingga akhir Februari nanti ditargetkan seluruh beras impor dapat masuk ke Indonesia.
Baca juga: Aliran Modal Asing Pekan Keempat Januari 2023 Capai Rp 4,42 Triliun
“Beras impor sudah masuk sekitar 250.000 ton, dari target 500.000 ton,” kata Rachmi, dilansir dari laman BPN, Senin (30/1).
CBP yang ada di Perum Bulog kini terus disalurkan sebagai upaya intervensi harga beras di pasaran. Ia menambahkan, langkah intervensi harga beras melalui Program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) atau operasi pasar terus dilaksanakan oleh Bulog.
Baca juga: Survei SGI Kemenkes: Angka Stunting Turun Jadi 21,6% pada Tahun 2022
Rachmi mengatakan, operasi pasar menggunakan stok beras yang ada. Artinya operasi pasar yang dilakukan Perum Bulog menggunakan stok CBP baik dari impor dan dalam negeri. Menurutnya, saat ini perkembangan harga beras di pasar sudah mulai turun. Ia mengklaim harga tidak mengalami lonjakan, meskipun belum memasuki musim panen.
Berdasarkan data Badan Pangan Nasional per 27 Januari 2023 harga beras medium rata-rata nasional ialah Rp 11.622 per kilogram. Harga tersebut masih di atas harga eceran tertinggi yakni Rp 9.450 per kilogram.
Harga beras yang belum kembali ke harga eceran tertinggi (HET) menurutnya lantaran belum masuknya musim panen. Dimana hingga bulan Februari pun produksi dalam negeri diperkirakan masih di bawah kebutuhan rata-rata bulanan.
“Hal ini menyebabkan harga gabah tinggi, yang tentu saja berdampak pada harga beras di eceran,” jelasnya.
Oleh karena itu, Rachmi menuturkan pihaknya meminta Bulog untuk terus menyalurkan beras dari CBP melalui program SPHP. Hal tersebut untuk menjaga pasokan ke pasar terjaga. Sehingga masyarakat dapat membeli beras yang berkualitas sesuai dengan HET medium.
Ia mengungkapkan, saat ini beras SPHP dengan ukuran kantong 5 kilogram sudah ada di pasar-pasar. Bahkan Rachmi mengatakan, beras tersebut juga dapat dibeli melalui marketplace.
Melalui program SPHP pemerintah menjaga agar harga beras stabil, yakni dengan cara menyediakan di pasar retail beras medium dengan harga HET.
“Kalau ditanya kapan turun secara rata-rata nanti saat panen raya pasti akan turun. Perlu juga kita pahami bahwa harga beras di pasar beragam sesuai dengan kualitas dan merk. Konsumen beras juga beragam. Yang penting adalah masyarakat umum dapat membeli beras dengan harga HET dan beras tersebut tersedia di pasar-pasar yang mudah diakses,” jelasnya.
Sekretaris Perusahaan Perum Bulog Awaludin Iqbal mengatakan, beras impor seluruhnya akan datang sesuai dengan yang dijadwalkan. Sama seperti Rachmi, Iqbal mengatakan bahwa Februari nanti target seluruh beras yang didatangkan dari luar untuk CBP sudah masuk.
“Sejauh ini masih on schedule,” kata Iqbal.
Per tanggal 28 Januari 2023, Bulog telah menyalurkan 145.000 ton beras untuk program SPHP. Adapun yang digunakan ialah beras CBP dari lokal dan impor. Saat ini stok CBP yang didapatkan Bulog dari dalam negeri sekitar 130.000 ton, sedangkan dari impor ialah 500.000 ton.
“Pasar itu diguyur beras yang bisa ngimbangi harga. Harga beras dalam kondisi saat ini (belum panen raya sehingga ketersediaan barang tidak banyak) memang tidak bisa seperti saat kondisi panen raya,” jelasnya.
Upaya-upaya yang dilakukan Bulog selama ini sudah meredam lonjakan harga yang akan parah. Pasalnya jika Bulog tak melakukan langkah atasi harga beras medium yang naik, kemungkinan harga beras bisa lebih tinggi dari sekarang.