
Ilustrasi beras bulog. Dok; Ist.
EDISI.CO, BATAM– Nilai perdagangan antara negara anggota ASEAN dan China pada 2022 lalu, mencapai 975 miliar dolar AS. Khusus untuk produk pertanian, kerja sama ASEAN-China mencapai 61 miliar dolar AS.
Untuk tahun 2023 ini, negara-negara anggota ASEAN dan China bersepakat menetapkan 2023 sebagai Tahun Kerja Sama Pertanian dan Ketahanan Pangan ASEAN-China. Program itu bagian dari implementasi Kesepakatan Bersama ASEAN-China untuk Kerja Sama Keamanan Pangan.
Kesepakatan itu tertuang dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN-China pada November 2022 lalu.
Pada prosesnya, tindak lanjut dari program tersebut, Pemerintah Indonesia menjadikan keamanan pangan sebagai salah satu isu prioritas pada Tahun Kerja Sama Pertanian dan Ketahanan Pangan ASEAN-China yang dicanangkan di Beijing, Selasa (25/4/2023) lalu.
Baca juga: Upaya Meningkatakan Layanan Perizinan Berusaha di Batam
“Sebagai Ketua ASEAN Tahun ini, Indonesia memandang keamanan pangan sebagai salah satu isu prioritas,” kata Duta Besar RI untuk China, Djauhari Oratmangun, melalui keterangan tertulisnya, Jumat (28/4/2023) seperti termuat dalam laman infopublik.id.
Masih dari laman yang sama, Perdana Menteri China, Li Qiang, memberikan sambutan pada acara yang diselenggarakan oleh Kementerian Pertanian dan Urusan Pedesaan China (MARA) itu.
Dalam sambutan tertulis yang dibacakan Wakil Perdana Menteri China, Liu Guozhong, PM Li menyampaikan komitmen pemerintahannya untuk bekerja sama dengan ASEAN guna memperkuat kemitraan komprehensif strategis, khususnya di bidang pertanian dan ketahanan pangan.
Program tersebut sebagai titik permulaan penguatan kerja sama, koordinasi, dan komunikasi antara ASEAN dan China dalam meningkatan akses pasar produk pertanian dan pertukaran informasi dan membangun kapasitas teknologi tinggi pertanian untuk mencukupi kebutuhan pangan dua miliar jiwa masyarakat ASEAN dan China.