EDISI.CO, INTERNASIONAL– Polisi Metropolitan London, Inggris telah mengkonfirmasi bahwa mereka menangkap 52 orang saat Penobatan Charles III dan Camilla sebagai Raja dan Ratu dalam sebuah upacara di Westminster Abbey, yang dihadiri oleh bangsawan, pemimpin politik, dan selebritas berlangsung di kota tersebut pada Sabtu (6/5/2023).
Dalam sebuah pernyataan seperti termuat dalam laman bbc.com, dikatakan orang-orang ditangkap karena dicurigai melakukan perkelahian, pelanggaran ketertiban umum, pelanggaran perdamaian dan konspirasi untuk menimbulkan gangguan publik.
Baca juga: Singapura Menyiapkan Tanah untuk Orang yang Belum Lahir
Komandan Karen Findlay, pemimpin operasi penobatan, mengatakan pihaknya sangat memahami kekhawatiran publik setelah penangkapan yang dilakukan.
“Kami telah mengawasi banyak protes tanpa intervensi dalam persiapan penobatan, dan selama itu. Tugas kami adalah melakukannya secara proporsional sesuai dengan undang-undang yang relevan. Kami juga memiliki kewajiban untuk campur tangan ketika protes menjadi kriminal dan mungkin menimbulkan gangguan yang serius,” katanya.
Pengunjuk rasa dan kelompok hak asasi manusia mengkritik atas penangkapan pengunjuk rasa anti-monarki. Human Rights Watch menggambarkannya sebagai “sesuatu yang anda harapkan untuk dilihat di Moskow, bukan London”.