
Edisi/dirgantara-lapan.or.id
EDISI.CO, NASIONAL– Di Indonesia, persebaran flora dan fauna telah dibatasi dengan dua garis khayal. yakni garis wallace dan garis weber. Kedua garis ini membatasi 3 wilayah pembagian fauna di Indonesia yaitu fauna asiatis, fauna peralihan, dan fauna australia.
Garis Wallace
Garis Wallace adalah garis khayal yang membatasi persebaran jenis flora dan fauna di Indonesia bagian barat (fauna asiatis) dengan yang ada di wilayah bagian timur.
Adalah Alfred Russel Wallace, seorang naturalist, penjelajah, ahli geografi, antropologi, dan ahli biologi dari Britania Raya. Ia menemukan garis khayal ini sehingga diabadikan sebagai garis Wallace.
Saat Wallace menjelajahi Nusantara, antara tahun 1854 – 1862, ia telah berhasil menemukan 125.000 spesies fauna seperti mamalia, reptil, burung, dan berbagai jenis serangga. Pada tahun 1856, Wallace mengutarakan bahwa Kepulauan Indonesia dihuni oleh 2 fauna yang berbeda-beda yaitu kawasan barat dan kawasan timur.
Namun batas kedua kawasan tersebut masih belum jelas pembatasnya. Kemudian selang beberapa waktu, tepatnya di Bali pada tahun 1856, ia meneruskan penjelajahannya ke Pulau Lombok. Wallace menemukan burung gosong yang merupakan satwa australia yang tidak di temukan di Sumatra, Kalimantan, dan Bali. Padahal jarak antara Pulau Bali dan Pulau Lombok hanya berjarak 25 KM saja.
Berdasarkan hal tersebut, Wallace membuat garis khayal yang dinamakan garis wallace.
Baca juga: Papua, Maluku dan Bengkulu Diguncang Gempa Pagi Ini
Wallace menetapkan selat Lombok (laut sempit antara Lombok dan Bali) dan selat Makassar (laut sempit antara Sulawesi dan Kalimantan) sebagai pembatas garis ini. Kemudian pada tahun 1863, Wallace secara tegas menuliskan batas fauna asiatis adalah di mulai dari selat Lombok di tarik lurus ke selat Makassar dan berbelok ke arah timur selatan Filipina.
Garis Weber
Bermula dari seorang zoologist dan biogeografi asal Belanda–Jerman juga menjelajah ke Nusantara. Max Carl Wilhelm Weber menemukan hal yang serupa dengan yang ditemukan oleh Wallace namun di tempat yang berbeda.
Weber menemukan beberapa perbedaan yang cukup kontras antara ragam fauna di Pulau Sulawesi dengan Kepulauan Maluku dan Papua. Weber berpendapat Pulau Sulawesi merupakan pulau dengan hewan-hewan peralihan antara wilayah asiatis dan fauna dari benua Australia.
Kemudian Ia menetapkan garis khayal di sebelah timur Kepulauan Maluku yang dinamakan garis weber.
Dengan Adanya garis wallace dan garis weber, sebagai pembatas flora dan fauna, maka ragam fauna di Indonesia terbagi menjadi 3 wilayah dengan tipe fauna yang berbeda-beda. Diantaranya yaitu :
- Kawasan paparan sunda dengan tipe fauna asiatis
Paparan sunda merupakan lempeng bumi yang bergerak dari benua Asia dan berada di bagian barat garis wallace. Pada Wilayah ini fauna bertipe Asiatis. Karakteristik fauna ini banyak terdiri dari hewan-hewan mamalia menyusui berukuran besar, aneka jenis kera, dan ikan-ikan air tawar seperti gajah, harimau, badak bercula dua, badak bercula satu,beruang madu, dan orangutan. - Kawasan Wallacea dengan tipe Fauna Peralihan
Lempeng bumi pinggiran Asia Timur ini bergerak dari sela garis wallace dan garis weber. Kawasan ini mencangkup Sulawesi, Kepulauan Sunda Kecil Atau Nusa Tenggara, dan Kepulauan Maluku. Karakteristik fauna tipe ini adalah adanya jenis hewan yang memiliki kemiripan dengan tipe fauna asiatis dan australis seperti Babi, Rusa, Anoa, Biawak, Tapir, dan komodo. - Kawasan Paparan Sahul dengan fauna tipe Australis
Paparan sahul merupakan sebuah lempeng bumi yang bergerak dari Benua Australia dan berada di bagian timur garis weber. Karakteristik tipe fauna ini adalah mempunyai kesamaan dengan fauna yang ada di benua Australia seperti kanguru pohon, burung cendrawasih, kakatua, reptil dan amfibi.