EDISI.CO, KEPRI– Industri Jasa Keuangan (IJK) di Provinsi Kepulauan Riau pada April 2023 mencatatkan pertumbuhan positif dan menunjukkan stabilitas serta profil risiko yang terjaga.
“Kondisi likuiditas juga berada dalam tingkat yang memadai,” kata Kepala Kantor OJK Provinsi Kepri, Rony Ukurta Barus dalam keterangan resminya, Sabtu (17/6/2023).
Dijelaskannya, pertumbuhan aset bank umum di Kepri secara year-to-date (ytd) hanya tumbuh sebesar 0,69 persen, namun pertumbuhan aset bank secara year-on-year (yoy) tercatat tumbuh 16,35 persen menjadi Rp106,78 triliun (April 2022: Rp91,77 triliun).
Baca juga: Dalam 10 Hari, 14 Kasus TPPO dengan 65 Calon PMI di Kepri Terungkap
Penyaluran kredit bank umum di Kepri pada April 2023 juga mengalami pertumbuhan sebesar 11,71 persen yoy menjadi Rp46,19 triliun (April 2022: Rp41,34 triliun), begitu juga dengan Dana Pihak Ketiga (DPK) yang mengalami pertumbuhan positif dengan tumbuh sebesar 13,48 persen yoy menjadi Rp75,65 triliun (April 2022: Rp66,66 triliun).
“Pertumbuhan penyaluran kredit dan DPK di Kepulauan Riau posisi April 2023 juga tumbuh di atas pertumbuhan nasional yang mencapai 8,08 persen dan 6,82 persen,” kata Rony.
Namun demikian, terdapat peningkatan tingkat risiko kredit Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPR/S) di Kepulauan Riau, di mana NPL/NPF tercatat sebesar 5,74 persen (Desember 2022: 4,74 persen).
Baca juga: Jumlah Lulusan SMP Tak Sebanding Daya Tampung SMAN/ SMKN di Batam
Peningkatan NPL/NPF BPR/S di Kepulauan Riau antara lain disebabkan adanya penyesuaian kebijakan restrukturisasi kredit terdampak Covid-19, sehingga BPR/S melakukan asesmen terhadap debitur terdampak Covid-19 terkait keberlanjutan pemberian restrukturisasi atau dilakukan penetapan kualitas kredit secara normal mengacu pada POJK Kualitas Aktiva Produktif dan Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP) BPR.
“Terkait hal tersebut, KOJK Kepri secara intensif akan melakukan pemantauan untuk memastikan perbaikan NPL/F BPR/S di Kepulauan Riau,” kata dia.
Perkembangan Pasar Modal
Industri Pasar Modal di Kepulauan Riau hingga April 2023 mencatakan pertumbuhan di mana jumlah investor tumbuh sebesar 22,78 persen yoy menjadi 110.822 investor. Persentase pertumbuhan investor terbesar tercatat di Kabupaten Natuna dengan peningkatan jumlah investor sebesar 37,3 persen menjadi 2.194 investor, diikuti Kabupaten Kepulauan Anambas meningkat 28,2 persen menjadi 1.023 investor dan Kabupaten Bintan meningkat 27,34 persen menjadi 5.696 investor.
Adapun investor terbanyak berada di Kota Batam dengan jumlah 75.142 investor dengan tingkat pertumbuhan sebesar 22,43 persen.
Kepemilikan saham oleh investor di Kepri juga tercatat meningkat signifikan, dimana pada posisi April 2023 tercatat sebesar Rp 4,76 triliun, atau meningkat sebesar 71,62 persen (yoy), persentase pertumbuhan kepemilikan saham terbesar tercatat di Kabupaten Bintan dengan pertumbuhan sebesar 221,74 persen yoy menjadi Rp 105 miliar, diikuti Kota Batam dengan pertumbuhan sebesar 81,73 persen yoy menjadi Rp 4,10 triliun, dan Kabupaten Anambas dengan pertumbuhan sebesar 35,64 yoy menjadi Rp 2,46 miliar.
Hingga Saat ini, terdapat lima perusahaan terbuka (emiten) yang berkantor pusat di Provinsi Kepri yang sahamnya dapat dimiliki oleh masyarakat. Selain itu, terdapat 11 Perusahaan Efek dan satu Perusahaan Manajer Investasi yang berkantor cabang di Provinsi Kepri.
“Kami mengharapkan dukungan dan partisipasi aktif dari Pemerintah Daerah, Lembaga Jasa Keuangan dan seluruh masyarakat di Provinsi Kepri untuk bahu membahu dalam mewujudkan penyelenggaraan sektor jasa keuangan Kepri yang sehat dan bertumbuh,” kata Rony.