EDISI.CO, INTERNASIONAL– Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas, mengatakan proses wukuf di Arafah berjalan dengan baik dan lancar. Namun, ia juga menyadari bahwa kondisi di Mina lebih berat karena jemaah harus tinggal lebih lama di tenda Mina dan melaksanakan aktivitas lontar jamarah.
Menag Yaqut mengungkapkan bahwa tujuh jemaah dilaporkan meninggal dunia di Arafah. Untuk mencegah hal serupa terjadi di Mina, ia berharap persiapan yang tepat dilakukan agar jemaah, terutama lansia, tidak mengalami kelelahan yang berlebihan.
Ia menyebutkan bahwa terdapat alternatif dalam Fikih (hukum Islam) yang memungkinkan jemaah yang tidak mampu secara fisik untuk dibadalkan dalam melaksanakan lontar jumrah.
Menag Yaqut meminta Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi untuk memperhatikan kondisi fisik jemaah dan memberikan perlindungan, pelayanan, dan pembinaan yang sesuai.
Ia menekankan bahwa hanya jemaah yang memungkinkan secara fisik yang dapat melontar jumrah dan melakukan tawaf ifadah. Sementara itu, jemaah yang tidak memungkinkan secara fisik diminta untuk melaksanakan badal lontar jumrah.
Baca juga: Lima Tips Memelihara Kucing
Menag Yaqut menginstruksikan PPIH untuk segera mengidentifikasi jemaah yang membutuhkan badal lontar jumrah dan memastikan bahwa petugas siap melakukan badal. Ia juga menegaskan bahwa badal lontar jumrah itu sah secara Fikih dan tidak dikenakan biaya tambahan kepada jemaah.
Tim konsultan dan pembimbing ibadah yang tergabung dalam safari wukuf telah melakukan praktik yang baik dengan menyiapkan lebih dari 200 jemaah untuk melakukan badal lontar jumrah. Setiap konsultan dan pembimbing ibadah akan membadalkan lontar jumrah bagi delapan jemaah.
Setelah melaksanakan lontar jumrah aqabah, tim safari wukuf akan berkoordinasi dengan tim kesehatan di Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Daker Makkah agar jemaah dapat mendapatkan perawatan yang diperlukan.