EDISI.CO, NASIONAL– Mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) merancang alat pendeteksi pembalakan liar bernama Illegal Logging Detector (Ilutor). Moch Sofiyulloh, mahasiswa Fakultas Kehutanan UGM, berkolaborasi dengan Ari Febrian (Elins FMIPA) dan Ahmad Zaini Pratama (Teknologi Informasi, FT) untuk merancang Ilutor.
Kolaborasi ini dilakukan melalui Program Kreativitas Mahasiswa bidang karsa Cipta UGM.
Ilutor dirancang untuk mendeteksi pembalakan liar berbasis mikrokontroler ESP32 dan menggunakan Microphone MAX9814 sebagai pendeteksi suara pembalakan liar di sekitar alat. Ketika terjadi pembalakan liar, alat akan mengirim pesan singkat atau SMS ke nomor server pusat penjaga hutan.
Pesan SMS yang dikirimkan berisi informasi tentang nama alat yang digunakan selama pembalakan liar, nilai kebisingan, dan lokasi koordinat lintang tempat terdeteksi adanya suara gergaji mesin.
Selain itu, Ilutor terintegrasi dengan Google Maps sehingga mudah untuk melacak keberadaannya. Seluruh riwayat notifikasi suara penebangan liar akan disimpan dalam bentuk SMS dan dapat diakses jika dibutuhkan. Alat ini juga terhubung dengan aplikasi yang dikembangkan oleh tim, yang memiliki fitur notifikasi terjadinya pembalakan liar, kampanye lingkungan, dan konten menarik lainnya.
Baca juga: 5 Alasan Mengapa Pemerintah Harus Prioritaskan Restorasi Lamun jadi Solusi Perubahan Iklim
Dalam upaya untuk meningkatkan fungsionalitasnya, Ilutor juga dilengkapi dengan sistem daya yang lebih efisien. Alat ini menggunakan baterai hybrid dengan solar panel dan power bank sebagai pengisi daya, sehingga dapat bertahan menyala hingga sekitar 2 minggu.
Ilutor memiliki potensi untuk dikembangkan di berbagai kawasan hutan dengan melakukan beberapa adaptasi desain power supply dari solar panel yang dapat disesuaikan dengan kondisi hutan. Alat ini juga dilengkapi dengan aplikasi edukatif yang memberikan informasi tentang pembalakan liar beserta lokasi terkait dan beberapa informasi sekunder mengenai kawasan tersebut.
Kondisi hutan di Indonesia semakin memburuk dan luasan hutan terus mengalami penurunan dari waktu ke waktu. Data dari Forest Watch Indonesia (FWI) mencatat bahwa pada periode 2009-2013, laju deforestasi di Indonesia mencapai 1,13 juta hektare per tahun.