
Edisi/BP Batam.
EDISI.CO, BATAM– Perwakilan warga dari beberapa kampung di Pulau Rempang tidak hadir saat Kepala Badan Pengusahaan (BP) Batam, Muhammad Rudi, datang ke Kantor Kecamatan Galang di Kampung Sembulang pada Selasa (22/8/2023). Ketidakhadiran warga karena beberapa sebab, salah satunya warga bersiaga menjaga kampung mereka dari aktivitas tim terpadu yang melakukan pemasangan patok tata batas hutan.
Padahal, dalam pertemuan dengan tim terpadu pada Senin (21/8/2023) atau sehari sebelumnya, disepakati untuk tidak ada aktivitas pemasangan patok tanda batas hutan di Pulau Rempang sebelum warga berdialog dengan Rudi.

Alasan lainnya, warga telah mempersiapkan aksi di Kantor BP Batam pada Rabu (23/8/2023). Sehingga momen tersebut akan dimanfaatkan untuk bertemu dengan Rudi yang juga Wali Kota Batam.
Baca juga: Pengembangan Pulau Rempang Tak Cukup Lewat Pendekatan Hukum
Kehadiran Rudi di Kecamatan Galang juga terbilang mendadak, karena sehari sebelumnya, Kepala Biro Humas Promosi dan Protokol BP Batam, Ariastuty Sirait, mengatakan Rudi bersama Tim Satgas Gabungan Rempang Eco City yang terdiri dari unsur BP Batam, Pemko Batam, TNI dan Polri akan melaksanakan mediasi bersama warga Pulau Rempang, Kecamatan Galang pada Rabu (23/8/2023) di gedung BP Batam, Batam Centre.
“Tidak ada pertemuan hari ini, jadinya hari Rabu” ujar Tuty sapaan akrabnya saat ditemui di gedung Marketing Centre BP Batam, Senin (21/8/2023) sore.
Ia kembali menegaskan, pertemuan antara warga Rempang dengan pihak BP Batam tersebut akan digelar lusa.
“Tunggu aja hari Rabu ya,” ungkapnya.
Ketua LPM Kelurahan Rempang Cate, Samsurizal, mengatakan dirinya termasuk perwakilan warga yang diundang dalam pertemuan tersebut. Ia menjelaskan kalau 17 orang diundang untuk satu kelurahan, sehingga jumlah warga yang diundang dalam pertemuan tersebut sebanyak 34 orang yang mewakili Kelurahan Sembulang dan Rempang Cate.
Rizal mengaku tidak bisa hadir karena di saat bersamaan ia menemui tim terpadu yang akan melakukan pemasangan patok tanda tata batas hutan di Kampung Tanjung Colem, Kelurahan Rempang Cate. Tidak hanya di Tanjung Colem, tim gabungan juga sudah turun ke Kampung Cate dan Pantai Tiga Puteri untuk kegiatan serupa.

Dalam keterangan yang diterima dari BP Batam terkait pertemuan tersebut, Ariastuty mengatakan kehadiran Rudi hanya disambut oleh beberapa perwakilan masyarakat dari Kelurahan Sembulang dan Rempang Cate.
Hal ini tentu sangat disayangkan. Mengingat, sekelompok masyarakat meminta agar Kepala BP Batam dapat menemui warga untuk menjelaskan langsung rencana pengembangan Pulau Rempang sebagai Kawasan Eco-City.
Permintaan ini pun juga telah disampaikan sejak beberapa hari terakhir. Baik melalui media daring (online) hingga media sosial.
“Pertemuan ini juga merupakan bentuk perhatian Kepala BP Batam kepada masyarakat Rempang. Dengan harapan, ada solusi terbaik untuk pengembangan ke depannya,” ujar Kepala Biro Humas Promosi dan Protokol BP Batam, Ariastuty Sirait, di Kantor Kecamatan Galang.
Terkait dengan aktivitas tim terpadu sendiri, Kabid Humas Polda Kepri, Kombes Zahwani Pandra Arsyad, mengatakan pengembangan Pulau Rempang perlu kolaborasi yang optimal melalui tim terpadu yang ada. Pemerintah juga, kata Pandra, tentu memiliki tujuan yang baik untuk melindungi warga.
“Saya kan tidak bisa memonitor semuanya. Intinya semua tim sudah bergerak. Karena bagaimanapun juga kita menargetkan pembangunan itu berjalan secara cepat dan tepat,” ucap Pandra saat ditemui usai mengikuti acara FGD terkait pengembagan Pulau Rempang sebagai daerah Eco City di Gedung PIH Batam Centre, Selasa (22/8/2023) siang.
“Pemerintah juga tentu memiliki tujuan yang baik untuk melindungi warga masyarakatnya. Jadi, kepada warga masyarakat untuk mari bersama-sama ciptakan situasi yang damai kondusif.”