
Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kepri (BI Kepri)- Edisi/ Irvan F.
EDISI.CO, KEPRI– Perekonomian Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) pada triwulan II tahun 2023 berhasil mencatat pertumbuhan positif sebesar 5,04% (yoy). Namun, angka tersebut meskipun mengalami penurunan jika dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan sebelumnya yang mencapai 6,51% (yoy).
Pertumbuhan ekonomi ini menempatkan Kepri sebagai salah satu wilayah dengan pertumbuhan tertinggi di Sumatera secara kumulatif, mencapai 5,77% (compounded to compound) dan melampaui rata-rata pertumbuhan wilayah Sumatera yang sebesar 4,90% (yoy) atau 4,84% (compounded to compound). Meskipun demikian, pertumbuhan Kepri masih sedikit di bawah pertumbuhan ekonomi nasional yang mencapai 5,17% (yoy).
Baca juga: Buntut Bentrok di Rempang, HMI Minta Kapolri Copot Kapolda Kepri dan Kapolres Barelang
Berdasarkan data yang yang diterima dari Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kepri (BI Kepri), Jumat (8/9/2023), pertumbuhan ekonomi ini didorong oleh beberapa faktor, termasuk konsumsi pemerintah, pembentukan modal tetap bruto (PMTB) atau investasi, dan net ekspor.
Belanja modal pemerintah, terutama dalam pembangunan infrastruktur yang masif, memberikan kontribusi positif terhadap pertumbuhan ekonomi. Pelaku usaha juga turut berperan dalam meningkatkan kapasitas produksi, sementara realisasi belanja infrastruktur oleh pemerintah turut memberikan dorongan.
Selain itu, sektor net ekspor di Kepri mengalami pertumbuhan yang signifikan. Hal ini disebabkan oleh penurunan total impor yang lebih besar dibandingkan dengan penurunan total ekspor.Pertumbuhan sektor konstruksi dipercepat oleh pembangunan infrastruktur yang dilakukan setelah tertunda selama pandemi COVID-19.
Baca juga: LBH Ansor Batam Minta Aparat Jangan Mentang-Mentang kepada Warga Rempang
Di sisi lain, sektor informasi dan komunikasi juga mencatat peningkatan yang signifikan, terutama karena selesainya pembangunan infrastruktur jaringan seperti Base Transceiver Station (BTS) di beberapa daerah di Kepri. Kepri juga berkontribusi sebagai stasiun peluncuran satelit Satria-1, yang merupakan satelit Republik Indonesia.
Lebih lanjut, sektor-sektor terkait pariwisata, seperti penyediaan akomodasi dan transportasi, turut mempengaruhi pertumbuhan ekonomi Kepri, terutama karena masih tingginya jumlah kunjungan wisatawan domestik dan mancanegara ke daerah ini.
Baca juga: KPU Batam Sebut Partisipasi Pemilih Pemula pada Pemilu 2024 Capai 21 Persen
Dalam hal pendapatan dan belanja pemerintah daerah, realisasi pendapatan Pemda Kepri hingga triwulan II 2023 mencapai 39,66%, sedangkan realisasi belanja mencapai 34,17% dari total anggaran. Meskipun demikian, realisasi pendapatan ini mengalami sedikit penurunan dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai 40,62%.
Penurunan pendapatan terutama terjadi pada semua pos Pendapatan Transfer Pemerintah Pusat dan pos Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah. Sementara itu, realisasi belanja mengalami peningkatan dari 33,20% di triwulan II 2022 menjadi 34,17% di triwulan II 2023. Hal ini disebabkan oleh kenaikan belanja operasional, khususnya belanja pegawai, serta belanja transfer berupa belanja bagi hasil dan bantuan keuangan.
Pertumbuhan ekonomi yang kuat dan upaya pemerintah dalam pembangunan infrastruktur diharapkan akan terus mendorong pertumbuhan ekonomi Kepri ke depannya.
Penulis: Irvan F