EDISI.CO, BATAM– Ratusan peserta ambil bagian dalam Pelatihan Budaya yang ditaja oleh Lembaga Adat Melayu (LAM) Kepulauan Riau (Kepri) Kota Batam di Gedung Nong Isa Batam Centre, Batam pada Rabu (20/12/2023).
Pelatihan Budaya ini berlangsung selama dua hari, mulai Rabu (20/12/2023) dan Kamis (21/12/2023).
Sekertaris Umum LAM Kepri Kota Batam, YM H. Raja Muhamad Amin, dalam laporannya di pembukaan pelatihan ini, menuturkan ada peningkatan antusiasme peserta menjelang pelaksanaan pelatihan. Pihaknya yang sebelumnya menargetkan 80 peserta, meningkat menjadi lebih dari 120 peserta dari berbagai perwakilan yang ambil bagian.
Tingginya minat masyarakat terhadap pelatihan Pantun; Gurindam Dua Belas; Permainan Rakyat; dan Tudung Manto ini, kata Raja Amin, menjadi kabar baik yang harus disambut antusias semua pihak, khususnya LAM Kepri Kota Batam.
“Kami ingin sejak dini anak-anak mendapatkan pemahaman tentang budaya, maka peserta pelatihan inilah yang akan mengajarkan kepada anak-anak didik mereka,” kata Amin.
Hadir membuka pelatihan budaya ini, Anggota Dewan Kehormatan LAM Kepri Kota Batam, Jefridin Hamid, mengharapkan inisiatif memberikan pendalaman pada Budaya Melayu ini dapat meningkatkan kualitas diri semua peserta pelatihan di bidang budaya. Dengan bekal itu, para peserta dapat menjadi agen yang akan menyebarluaskan kebudayaan Melayu di masyarakat.
Jefridin juga ingin para peserta tidak hanya memahami hal teknis, namun juga filosofi dari apa yang mereka pelajari. Sehingga memiliki pemahaman yang utuh atas objek budaya yang akan mereka ajarkan nanti.
Baca juga: Warga Rempang Enggan Direlokasi
Lebih jauh, Jefridin yang juga Sekertaris Daerah (Sekda) Kota Batam, mengatakan pemerintah Kota Batam memberi perhatian pada pengembangan Budaya Melayu di Kota Batam. Mulai dari menghadirkan aturan tentang pemajuan Kebudayaan Melayu, juga dukungan pendanaan kepada LAM Kepri Kota Batam melalui dana hibah.
Ke depan, pihaknya juga akan menyusun skema pendanaan kepada LAM Batam agar bisa lebih optimal lagi. Sehingga program-program produktif yang bisa menjangkau masyarakat seperti pelatihan hari ini bisa lebih banyak dibuat.
Terkait dengan teknis pelatihan sendiri, Jefridin sempat bercerita bagaimana ia belajar Pantun. Ia juga sempat merangkaikan empat baris yang menjadi bagian dari sebuah Pantun itu sendiri.
Lailan, peserta Pelatihan Budaya asal Batam Kota, mengaku antusias mengikuti pelatihan ini. Ia mengaku memang menantikan kegiatan seperti ini untuk meningkatkan pemahamannya pada Budaya Melayu.
Laki-laki asal Kabupaten Lingga yang sudah lama menetap di Batam ini mengaku ingin mengikuti semua sesi pelatihan yang digelar selama dua hari ini.
“Saya ingin Budaya Melayu hadir di lingkungan anak-anak, bersama-sama kita belajar dan memgajarkan kepada anak-anak kita.”
Pelatihan dimulai sesaat setelah seremoni pembukaan digelar. Instruktur atau pemateri pelatihan Gurindam Dua Belas dan permainan Gasing yang hadir, langsung memberikan materi.
Pada prosesnya, peserta mendapatkan pengantar terkait kedua kesenian tersebut. Kemudian mereka langsung mempraktikan apa yang mereka dapat dalam pelatihan tersebut.