EDISI.CO, BATAM– Warga Pulau Rempang di Kampung Sembulang, Pasir Merah, Kelurahan Sembulang, Kecamatan Galang di Pulau Rempang terus bersuara menolak rencana pemerintah melakukan penggusuran.
Kali ini suara penolakan atas rencana penggusuran kampung-kampung yang ada di Pulau Rempang ini mewujud dalam visual “TOLAT RELOKASI” yang terbentuk dari susunan pelita.
Visual ini dibuat warga Kampung Sembulang pada Sabtu (6/4/2024) malam sekira pukul 19.00 WIB. Hari itu bertepatan dengan malam 27 Bulan Ramadan yang umumnya dikenal dengan nama lain Tujuh Likur.
Warga berkumpul di depan visual “TOLAK RELOKASI” ini dan menyampaikan pernyataan sikap bahwa mereka terus berjuang untuk bertahan di kampung yang telah mereka huni secara turun temurun sejak ratusan tahun lalu ini.
“Kami masyarakat Sembulang sampai hari ini tetap menolak relokasi atau digeser,” kata salah satu warga di sana.
Di malam Tujuh Likur ini, warga biasanya memang menyalakan pelita di halaman rumah mereka masing-masing. Menyalakan pelita di malam Tujuh Likur sudah menjadi tradisi turun temurun bagi masyarakat di pesisir Batam ini.
Baca juga: Masyarakat Sembulang sambut Bebasnya Warga Kasus Rempang dengan Kenduri
Kidin (58), warga Kampung Sembulang Pasir Merah, menuturkan pelita menjadi penerangan utama ketika dulu di kampungnya belum ada listrik. Sampai saat ini pelita menjadi solusi ketika nyala bohlam dari listrik mengalami gangguan.
Sementara itu, menyalakan pelita di malam Tujuh Likur adalah tradisi yang terlaksana menyambut malam terbaik di bulan Ramadan menurut warga. Mereka meyakini malam Lailatul Qadar yang ada di setiap Bulan Ramadan bertepatan dengan malam 27 Ramadan.
Selain itu, Kidin juga menyampaikan bahwa inisiatif menyalakan pelita dengan visual “TOLAK RELOKASI” sebagai sinyal bahwa perjuangan masyarakat Rempang dalam mempertahankan ruang hidup warisan leluhur mereka terus menyala.
“Tidak akan menyerah kami, karena ini tanah ulayat kami,” kata dia.
Selain visual “TOLAK RELOKASI” warga Kampung Sembulang juga menyalakan pelita di jalan-jalan dan penjuru kampung. Tidak kurang dari seribu pelita mereka nyalakan di Malam Tujuh Likur ini.