EDISI.CO, BATAM– Warga Pulau Rempang, Kecamatan Galang, Batam terus bersuara menolak rencana pemerintah melakukan penggusuran terhadap ruang hidup mereka. Warga tidak ingin kampung-kampung yang secara turun termurun telah dihuni sejak ratusan tahun lalu di berbagai penjuru Pulau Rempang ini, harus musnah demi Proyek Strategis Nasional (PSN) Rempang Eco City di pesisir Batam ini.
Dalam banyak kegiatan, warga selalu menyatakan sikap menolak untuk digusur atau direlokasi dalam bahasa pemerintah.
Miswadi, warga Pulau Rempang, mengatakan penolakan demi penolakan yang terus menggaung, merupakan sikap warga Rempang yang akan terus mempertahankan kampung mereka. Kampung-kampung yang sejak dulu ditinggali dari generasi ke generasi ini, merupakan identitas masyarakat Melayu di pesisir Batam. Sehingga tidak boleh hilang.
Kampung-kampung di Pulau Rempang ini, juga menjadi ruang peradaban dan Budaya Melayu pesisir tumbuh dan berkembang. Tempat para nelayan menggantungkan hidup dari kekayaan alam yang ada di darat dan laut di kampung-kampung ini.
“Kampung kami lebih berharga dari apapun.”
Baca juga: Filosofi Pembebasan: Mengenang Pemikiran Karl Marx dan Relevansinya dengan Indonesia Sekarang
Di sisi lain, pemerintah terus bergerak mengajak warga untuk menyetujui penggusuran, khususnya untuk warga di Kampung Belongkeng; Pasir Panjang; Sembulang Hulu; Sembulang Tanjung; dan Sembulang Pasir Merah, kampung yang akan terdampak lebih awal jika PSN Rempang Eco City ini terealisasi.
Tim terpadu kembali datang ke Pulau Rempang pada Kamis (16/5/2024). Mereka menemui warga di Kampung Sembulang Hulu. Menyosialisasikan rencana PSN Rempang Eco City yang memberi dampak pada warga.
“Mereka (tim terpadu) datang empat orang. Mengajak warga untuk setuju relokasi. Padahal sudah disampaikan warga tidak mau.”
Kepala Biro Humas Promosi dan Protokol, Ariastuty Sirait, mengatakan tim terpadu mulai kembali turun ke Pulau Rempang. Mereka mendatangi rumah-rumah warga untuk melakukan sosialisasi Rempang Eco City.
Pemerintah melalui Badan Pengusahaan (BP) Batam juga telah membangun empat rumah contoh untuk warga yang akan direlokasi di kawasan Kampung Tanjung Banon di Kelurahan Sembulang. Mereka menargetkan pada September 2024 mendatang, terbangun 100 rumah dari 831 rumah yang akan dibangun untuk warga yang terdampak.