
Warga Desa Rana Kolong, Kabupaten Manggarai Timur, Nusa Tenggara Timur, hendak menanam bibit pohon bambu ke lahan kritis-Edisi/Humas Kehati.
EDISI.CO, NASIONAL– Pada Sidang Majelis Umum Badan Energi Terbarukan Internasional (IRENA) di Uni Emirat Arab pada Januari 2025, Indonesia disebut sebagai salah satu negara berkembang dengan tingkat konsumsi energi terbesar di Asia Tenggara. Peningkatan kebutuhan energi dalam negeri yang sejalan dengan pertumbuhan ekonomi dan jumlah penduduk juga membawa konsekuensi terhadap keberlanjutan lingkungan.
Sebagai negara tropis, Indonesia rentan terhadap dampak peningkatan suhu global yang menyebabkan musim kering berkepanjangan serta memengaruhi produktivitas sektor pertanian. Organisasi Meteorologi Dunia (WMO) mencatat bahwa suhu rata-rata global saat ini telah meningkat lebih dari 1,3 derajat Celsius dibandingkan masa praproduksi industri. Kondisi ini mendekati ambang batas krisis yang tertuang dalam Piagam Paris, yaitu 1,5 derajat Celsius. Oleh karena itu, diperlukan keterlibatan berbagai sektor, termasuk perbankan, dalam menghadapi perubahan iklim.
Sebagai salah satu dari tujuh bank yang ditunjuk Otoritas Jasa Keuangan untuk melaksanakan analisis skenario iklim, CIMB Niaga menetapkan komitmen aksi iklim serta target perbankan emisi nol bersih yang dituangkan dalam Rencana Aksi Keuangan Berkelanjutan 2024-2028. Komitmen ini diwujudkan melalui pembiayaan yang mendukung kegiatan ekonomi ramah lingkungan dan rendah karbon. Pada tahun pertama, realisasi pembiayaan tersebut mencapai Rp 59,12 triliun atau sekitar 26 persen dari total pembiayaan sepanjang 2024, dengan potensi penghindaran emisi gas rumah kaca (GRK) kurang lebih 165.000 ton karbon dioksida.
CIMB Niaga juga memperbarui sejumlah dokumen penting sebagai panduan mencapai target nol emisi operasional pada 2030, yang mencakup kebijakan keberlanjutan, daftar aktivitas usaha yang dilarang, serta kebijakan operasional emisi nol bersih gas rumah kaca. Bank yang merupakan bagian dari CIMB Group ini juga menghadirkan berbagai produk dan program keberlanjutan, salah satunya Kredit Pemilikan Rumah (KPR) One House One Tree. Melalui program ini, setiap aplikasi KPR nasabah yang disetujui secara otomatis berkontribusi pada penanaman satu bibit bambu untuk merehabilitasi 44 hektare hutan kritis di Desa Rana Kolong, Kabupaten Manggarai Timur, Nusa Tenggara Timur, bekerja sama dengan Yayasan Keanekaragaman Hayati Indonesia (Kehati).
Baca juga: Bagaimana Perubahan Iklim Memperparah Ketimpangan Gender di Kawasan Pesisir?
Presiden Direktur CIMB Niaga, Lani Darmawan, dalam laporan tahunan 2024 yang diakses Jumat (22/8/2025), menyebutkan bahwa sektor properti menjadi pintu masuk strategis untuk mengajak masyarakat peduli terhadap isu perubahan iklim.
Data internal CIMB Niaga menunjukkan lebih dari 62 persen nasabah KPR berada pada rentang usia produktif (25-40 tahun), yakni kelompok yang semakin menyadari pentingnya investasi personal yang berdampak positif bagi lingkungan. Temuan ini sejalan dengan survei Litbang Kompas pada Maret 2024 yang mencatat enam dari sepuluh anak muda di kota besar mempertimbangkan aspek lingkungan dalam keputusan membeli rumah.
“Sejak diluncurkan pada Mei 2023, program ini telah mendukung penanaman lebih dari 10.000 bibit pohon bambu,” kata Lani.
Manajer Program Ekosistem Pertanian Yayasan Kehati, Renata Puji Sumedi Hanggarawati, menyebutkan bambu merupakan tanaman yang telah lama akrab dengan kehidupan masyarakat dan dikenal sebagai tanaman ajaib karena kegunaannya yang beragam, mulai dari bahan bangunan, sandang, pangan, hingga menjaga keseimbangan lingkungan hidup serta mendukung pelestarian keanekaragaman hayati.
“Sistem perakarannya yang kuat, dengan tipe serabut dan tunggang, mampu menyerap hingga 90 persen air hujan, jauh lebih tinggi dibandingkan tanaman lain yang rata-rata hanya 35 40 persen. Daunnya yang rimbun juga berperan besar dalam menyerap karbon dioksida,” ujar Puji saat diwawancarai melalui panggilan telepon, Kamis (24/7/2025).
Puji menyebutkan, setiap hektare bambu mampu menyerap sekitar 12 ton karbon dioksida per tahun sehingga udara di sekitarnya akan lebih bersih dan sehat.
Kabupaten Manggarai Timur memiliki luas wilayah 2.643,41 kilometer persegi, dengan 6.509,25 hektare atau 7,23 persen di antaranya merupakan lahan kritis yang membutuhkan program konservasi untuk memperluas tutupan vegetasi hutan. Sayangnya, menurut Puji, bambu yang merupakan tanaman lokal turun-temurun belum dimanfaatkan secara optimal oleh masyarakat setempat untuk mengatasi masalah lahan kritis. Berbekal izin usaha pemanfaatan hutan kemasyarakatan (IUPHKm), CIMB Niaga bersama Yayasan Kehati melakukan restorasi melalui konservasi bambu.
“Konservasi bambu ini dibangun melalui tiga pilar, yaitu hulu, tengah, dan hilir,” jelas Puji.
Pilar hulu mencakup pembentukan dan pengorganisasian kelompok desa untuk mengembangkan potensi wilayah dengan menjadikan bambu sebagai komoditas utama. Pilar tengah meliputi kegiatan pembibitan dan penanaman di lokasi-lokasi strategis ekologis, seperti sekitar mata air, tepi sungai, dan lahan kritis.
“Optimalisasi penutupan lahan juga kami lakukan melalui penanaman kopi dan cengkeh dengan pola agroforestri yang bertujuan meningkatkan sumber pangan dan pendapatan masyarakat,” jelas Puji.
Sementara itu, pilar hilir berfokus pada pengembangan bisnis komunitas berbasis bambu melalui pembentukan kelompok unit usaha. Produk turunan bernilai ekonomi tinggi yang dihasilkan tidak hanya terbatas pada kerajinan tradisional seperti pengolahan rebung dan teh daun bambu, tetapi juga merambah ke sektor modern, yaitu arang bambu (biochar) dan produk rumah tangga ramah lingkungan (sabun cuci piring, sabun mandi, pasta gigi, hingga scrub wajah berbahan dasar serbuk bambu).
“Tidak kalah penting, bambu tetap memegang peran vital dalam budaya masyarakat lokal, mulai dari bahan bangunan, atap, plafon, lantai, hingga kebutuhan upacara adat,” ujar Puji.
Di samping aspek lingkungan, konservasi bambu melalui program KPR One House One Tree di Manggarai Timur juga mendorong inklusi sosial dengan melibatkan lebih dari 300 rumah tangga, 45 persen di antaranya adalah perempuan. Strategi ini membuktikan bahwa sektor perbankan dapat berkontribusi nyata terhadap keberlanjutan lingkungan.
“Selain program keberlanjutan tersebut, CIMB Niaga juga menjalankan berbagai langkah untuk mendukung target net zero emission (NZE) pada 2060,” ujar Lani.
Inisiatif dan komitmen lain yang dijalankan mencakup The Cooler Earth Sustainability Series, pembiayaan hijau (green financing), efisiensi energi, edukasi ESG untuk karyawan, serta program tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) yang berkolaborasi dengan komunitas dan LSM di bidang lingkungan. Seluruh program ini merupakan bagian dari komitmen CIMB Niaga dalam mendukung Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs).