EDISI.CO, OLAHRAGA- Romansa Roman Abramovich resmi berakhir bersama Chelsea. Roman menjual Chelsea ke konsorsium yang dipimpin oleh miliarder Amerika Serikat Tod Boehly. CEO Eldridge dan Clearlake Capital ini mendapatkan klub sepakbola asal London, Inggris ini mahar 4,25 miliar Euro atau setara 78 triliun Rupiah.
Kesepakatan penjualan ini diumumkan pada senin (30/5/22). Ini menjadikan Chelsea sebagai tim olahraga dengan dengan nilai akuisisi tertinggi dalam sejarah. Boehly tidak sendiri, Ia bersama dengan miliarder Swiss Hansjörg Wyss yang merupakan pendiri Wyss Foundation dan miliarder Amerika Serikat lainnya, Mark Walter yang merupakan salah satu pendiri dan CEO Guggenheim Capital. Walter dan Boehly juga merupakan pemilik dari Los Angeles Dodgers, Los Angeles Lakers dan Los Angeles Sparks.
Abramovich kehilangan kendali atas Chelsea setelah pemerintah Inggris membekukan asetnya yang merupakan bagian dari sanksi yang diberikan terhadap Rusia atas invasinya ke Ukraina. Pemerintah Inggris menerapkan sanksi tersebut kepada Oligarki yang memiliki hubungan dengan Kremlin. Hal ini membuat Abramovich kesulitan untuk membiayai Chelsea.
Baca juga: 6 Hari Berada di Batam, Pelatih Persib Diserang Demam Berdarah
Awal kekaisaran “The Roman Empire” di Chelsea
Abramovich seperti memang sudah ditakdirkan untuk Chelsea. Ketika ia memutuskan untuk membeli klub Inggris, ada lima kandidat yang masuk dalam radarnya, yakni Manchester United, Tottenham Hotspurs, Chelsea, Arsenal dan Liverpool. Sebuah sumber dari ESPN membocorkan bahwa mereka telah mengadakan kontak dengan pemilik Tottenham Daniel levy.
Sementara Arsenal memberitahukan kepada Abramovich klub mereka tidak untuk dijual. Liverpool dikesampingkan serta Manchester United yang mematok harga yang dianggap terlalu tinggi oleh Abramovich, United menetapkan harga jual sebesar 500 Juta euro. Hingga akhirnya pilihan jatuh kepada Chelsea.
Abramovich membeli Chelsea dari Ken Bates pada tahun 2003 dengan harga 172,70 juta dollar Amerika. Ia tiba di Chelsea pada bulan Juni dengan menggelontorkan dana sebesar 100 juta poundsterling di jendela transfer pertamanya untuk membawa pemain-pemain seperti Juan Sebastian Veron, Hernan Crespo dan Claude Makalele. Hasilnya Chelsea berhasil finis sebagai Runner up di Liga Premier Inggris serta berhasil mencapai semifinal liga Champions yang dilatih Claudio Ranieri hingga akhirnya manajer Italia tersebut dipecat pada akhir musim.
Pada musim kedua di Chelsea, Abramovich berhasil merekrut pelatih kondang asal Portugal Jose Mourinho yang berhasil memenangkan Liga Champions pada musim sebelumnya bersama Porto. Ambisi Abramovich mulai terlihat pada musim ini. Hal ini diceritakan oleh Jose Mourinho ketika ia menawarkan kepada Mourinho untuk membeli striker dengan nama besar di Eropa.
Pada saat itu, Mourinho menyebut Drogba, Abramovich bertanya lagi Siapa dia? Di mana dia bermain?, Mourinho kemudian menjawab Mr Abramovich Pay! Pay and don’t speak!
Musim pertama manajer asal Portugal itu melatih Chelsea, ia berhasil memenangkan liga Inggris dan Piala Liga. Hasil bagus di tangan Mourinho terus berlanjut. Bersama Chelsea, ia berhasil merengkuh dua gelar liga Inggris, satu piala FA serta dua Piala Liga selama tiga tahun masa kepelatihannya di Chelsea sebelum meninggalkan Chelsea pada 2007. Waktu-waktu berikutnya semakin banyak cerita suka duka Chelsea di bawah rezim Abramovich.
Baca juga: Kalahkan Huddersfield, Nottingham Forest Kembali ke Liga Inggris
Barangkali, “patah hati terbesar” pertama terjadi tahun 2008 bagi penggemar Chelsea di bawah Abramovich. Pada tahun tersebut mereka gagal memenangkan Liga Champions untuk pertama kalinya dalam sejarah, di final Chelsea dikalahkan oleh Manchester United. Kegagalan John Terry mengkonversi tendangan penalti saat menjadi algojo penentu dalam drama adu penalti di final tersebut menyisakan kenangan pahit bagi penggemar Chelsea.
Tujuh tahun masa kepemimpinan Abramovich tepatnya pada musim 2009/2010 di bawah asuhan Carlo Ancelotti, Chelsea berhasil memenangkan Liga dan piala FA. Ini merupakan salah satu tahun yang paling berkesan bagi pendukung Chelsea. Meskipun sukses memenangi dua gelar, Ancelotti tetap tak bisa menghindar dari pemecatan setahun berikutnya, setelah melalui musim tanpa gelar. Ia diberhentikan saat berada di terowongan Goodison Park, markas Everton. Chelsea finis diurutan kedua di bawah Manchester United pada tahun 2011.
Musim 2012, menjadi musim yang paling diingat oleh fans Chelsea. Untuk pertama kali dalam sejarah klub, Chelsea berhasil memenangkan Liga Champions setelah mengalahkan Bayern Muenchen di laga final.
Di tahun ini juga banyak kisah menarik terjadi. Chelsea berhasil menjuarai Liga Champions setelah mengganti pelatihnya dari Andre Villas-Boass ke Roberto De Matteo ketika musim belum usai. De Matteo menjalankan tugas pertamanya di Liga Champions ketika mengahadapi Napoli pada leg kedua Liga Champions. Chelsea berhasil memenangkan pertandingan dengan skor 4-1 setelah di pertemuan pertama mereka kalah 3-1 dari Napoli. Dengan Agregat 5-4 mereka berhasil mengamankan satu tempat di semifinal.
Di semifinal mereka meghadapi Barcelona yang menjadi salah satu partai paling menarik di Liga Champions. Setelah unggul 1-0 di leg pertama di Stamford Bridge kandang Chelsea, leg kedua yang diadakan di markas Barcelona menyuguhkan banyak drama. Mulai dari kartu merah John Terry pada menit ke-37, kegagalan Lionel Messi mengeksekusi penalty, hingga gol menit akhir Fernando Torres yang Memorable itu.
Dewi Fortuna seakan tak mau pergi sebelum menuntaskan musim bersama Chelsea. Keberuntungan kembali menaungi Chelsea di laga final ketika berhadapan dengan tim raksasa jerman, Bayern Munchen. Pada tahun 2012, final Liga Champions diadakan di Allianz Arena, markas dari Bayern Munchen.
Tentu ini merupakan keuntungan tersendiri bagi Muenchen karena bermain di kandangnya. Chelsea bermain tanpa beberapa pilar utamanya seperti kapten John Terry yang terkena sanksi dilarang bertanding akibat kartu merah pada leg kedua di laga semifinal menghadapi Barcelona. Selain itu nama-nama andalan the Blues seperti Branislav Ivanovic, Ramirez dan Raul Meireles mengalami cedera maupun mengalami akumulasi kartu kuning yang menyebabkan mereka tidak bisa bertanding, hanya bisa memberikan dukungan kepada timnya dari pinggir lapangan.
Pertandingan berlangsung ketat, hingga menit 83 Muller berhasil membukukan gol untuk keunggulan Bayern Munchen. Lima menit kemudian, Drogba berhasil membuat kedudukan menjadi kembali setara melalui golnya pada menit 88. Pertandingan dilanjutkan babak tambahan waktu, Bayern Munchen berpeluang unggul kembali pada permulaan waktu babak tambahan.
Munchen mendapat hadiah pinalti akan tetapi Robben yang mengambil tanggung jawab sebagai algojo gagal menunaikan tugasnya setelah tendangannya berhasil ditepis Petr Cech.
Pertandingan pada akhirnya harus ditentukan melalui adu penalti. Chelsea berhasil keluar sebagai pemenang dengan skor 3-4. Chelsea menjadi Juara Liga Champions untuk pertama kalinya dalam sejarah klub. Ini terjadi di bawah kepemimpinan Roman Abramovich.
Kemudian, beberapa pelatih top datang silih berganti lagi di era Abramovich. Sebut saja Antonio Conte yang berhasil mempersembahkan satu gelar Premier League dan Piala FA lalu dipecat. Maurizio Sarri yang menggantikan Conte dan berhasil menyumbangkan satu gelar Liga Europa sebelum akhirnya bernasib sama seperti Conte, dipecat.
2020-2021 menjadi tahun berkesan berikutnya bagi Chelsea. Di tahun ini, Chelsea berhasil untuk kedua kalinya menjuarai Liga Champions setelah tahun 2011-2012. Kejadiannya pun seperti mengulang kisah sukses tahun 2011-2012. Berawal dari dipecatnya Frank Lampard dari kursi kepelatihan Chelsea sebelum musim usai yang kemudian digantikan oleh Thomas Tuchel hingga akhirnya berhasil menjuarai Liga Champions setelah mengalahkan Manchester City dengan skor 1-0.
Selama era kepemimpinan Roman Abramovich di Chelsea, Ia telah berhasil menjadikan klub ini menjadi salah satu klub terbaik di dunia.
End Of an Era
Terkadang cinta memang tidak harus selalu bersama. Begitupun Roman, setelah melalui 19 tahun kebersamaanya bersama Chelsea, akhirnya ia harus melepaskannya juga demi kebaikan klub yang dicintainya. Tidak mudah baginya untuk berpisah jalan dengan Chelsea. Ini tergambar dalam statemen yang dibuatnya.
“Perlu diketahui bahwa ini adalah keputusan yang sangat sulit untuk dibuat, dan menyakitkan bagi saya untuk berpisah dengan Klub dengan cara ini. Namun, saya yakin ini demi kepentingan terbaik Klub.Saya harap saya dapat mengunjungi Stamford Bridge untuk terakhir kalinya untuk mengucapkan selamat tinggal kepada Anda semua secara langsung. Merupakan hak istimewa seumur hidup untuk menjadi bagian dari Chelsea FC dan saya bangga dengan semua pencapaian bersama kami. Chelsea Football Club dan pendukungnya akan selalu ada di hati saya”
Tidak ada pilihan lain di bawah sanksi ketat dari pemerintah Inggris terhadap pembekuan aset-asetnya. Setelah melalui bulan-bulan yang sulit akibat sanksi, akhirnya ia pun menyerah. Pada 2 maret 2022, ia mengumumkan rencana penjualan Chelsea. Tetapi ia tidak melepaskan begitu saja.
Laiknya seorang ayah yang akan menerima putri kesayangannya dipinang oleh laki-laki, ia menetapkan kriteria calon pemilik Chelsea kelak. Calon pemilik baru Chelsea harus bersedia untuk terus mendanai skuad Chelsea serta mendanai pembangunan ulang markas kebanggaan mereka, Stamford Bridge. Ia memegang kata-katanya dengan terus mengawal proses ini hingga selesai.
Abramovich meninggalkan Chelsea dengan banyak kisah menarik. Ia dikenal sebagai seorang yang tidak segan-segan untuk memecat pelatih. Deretan nama kondang dalam dunia kepelatihan pernah merasakannya. Sebut saja Jose Mourinho yang telah dua kali merasakan tangan besi Abramovich, kemudian Ancelotti yang dipecat dilorong ganti markas Everton, Conte juga merasakan hal yang sama hingga Frank Lampard yang berstatus sebagai legenda Chelsea pun tak luput dari pemecatan.
Selama 19 tahun menjadi orang nomor satu di Chelsea, Ia telah mempersembahkan 21 gelar. 5 gelar Premier League, 5 FA Cup, 3 Carabao Cup, 2 Champions League, 2 European league, 2 Community Shield, 1 UEFA Super Cup dan 1 Club World Cup merupakan pembuktian kesuksesannya selama di Chelsea.
Di akhir kekuasaannya di Chelsea, ia terus menunjukkan cintanya. Ia menghapus pinjaman Chelsea kepadanya sebesar 1,6 Miliar Euro, ia tidak mengambil hasil penjualan klub yang sepenuhnya disumbangkan untuk amal. Ia juga membangun klausul kepada pemilik baru harus menginvestasikan sebesar 1,75 Miliar euro untuk Chelsea serta tidak mengambil uang dari klub untuk satu dekade.
Abramovich adalah orang yang menjahit bendera biru kebanggaan The Blues, mengibarkannya, hingga tetap menjaganya terus berkibar tinggi. Sesuai slogan Chelsea Keep the Blues Flag Flying High. Ia menandai kepergiannya dari Chelsea FC dengan sebuah statemen yang menyentuh:
“Sudah hampir tiga bulan sejak saya mengumumkan niat untuk menjual Chelsea FC. Selama waktu ini, tim telah bekerja keras untuk menemukan sosok yang tepat untuk Chelsea FC yang memiliki posisi terbaik untuk memimpin klub ke fase berikutnya dengan sukses.
Kepemilikan klub ini diiringi dengan tanggung jawab yang besar. Sejak saya datang ke Chelsea hampir dua puluh tahun yang lalu, saya telah menyaksikan secara langsung apa yang bisa dicapai klub ini. Tujuan saya adalah untuk memastikan bahwa pemilik berikutnya memiliki pola pikir yang akan bisa mendatangkan kesuksesan bagi tim sepakbola pria dan wanita, serta keinginan dan dorongan untuk terus mengembangkan aspek-aspek kunci lain dari klub, seperti akademi dan pekerjaan vital dari yayasan Chelsea Foundation.
Saya senang pencarian ini sekarang telah sampai pada kesimpulan yang jelas. Saat saya menyerahkan Chelsea kepada sosok baru, saya ingin mendoakan yang terbaik untuk mereka, baik di dalam maupun di luar lapangan.
Merupakan suatu kehormatan seumur hidup untuk menjadi bagian dari klub ini – saya ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pemain, staf, dan tentu saja para suporter klub untuk tahun-tahun yang luar biasa ini.
Saya bangga bahwa sebagai hasil dari keberhasilan bersama kami, jutaan orang sekarang akan mendapat manfaat dari yayasan amal baru yang sedang didirikan. Ini adalah warisan yang telah kita ciptakan bersama.
Terima kasih.
Roman
Penulis: Lukmanul Hakim
Editor: Bobi