EDISI.CO, INTERNASIONAL- Universitas Maritim Raja Ali Haji (Umrah) Kota Tanjungpinang akan mengembangkan kawasan eks tambang bauksit di Kepulauan Riau (Kepri) untuk program perkebunan, hortikultura, dan perhutanan.
Pada prosesnya, Umrah telah menjalin kerja sama dengan sejumlah mitra dari Perancis. Diantaranya mitra kerja sama di Konsulat Jendral Republik Indonesia di Marseille Prancis, yang disaksikan oleh Konsul Jendral Republik Indonesia, Arief Muhammad Bassalamah di Konsulat Jendral Republik Indonesia di Marseille pada Senin (4/7/2022) lalu seperti termuat dalam laman resmi Umrah.
Baca juga: ITS dan Kemensos Ajarkan Pemuda Papua Buat E-Trail
Baca juga: AJI Se-Sumatera dan Auriga Gagas Sinergi untuk Jaga Lingkungan
Sejumlah Mitra Kerja sama yang sepakat bekerja sama dengan Universitas Maritim Raja Ali Haji adalah CODATA France, Suffren International dan P.O.D.G Developpement. Kerja sama dengan dengan CODATA France difokuskan pada Kolaborasi Penghimpunan data-data Kepulauan Riau untuk kemudian diolah menjadi Informasi Strategik untuk kemajuan daerah Kepulauan Riau. Lalu kerja Sama Tripartit dengan Suffren International dan PODG Developpement.
melalui pesan suara aplikasi whatsapp menjelaskan Kerja Sama ini difokuskan untuk pengembangan Agromaritim di Kepri.
“Kedua perusahaan tersebut adalah perusahaan yang mengembangkan Hydro Absorber Fertilizer dan jenis fertilizer lainnya, yang sangat bermanfaat untuk pengembangan perkebunan, hortikultura, dan perhutanan di daerah Kepri terutama daerah eks lahan penambangan bauksit yang belum dilakukan Revegetasi,” kata Rektor Umrah, Agung Dhamar Syakti.
Baca juga: Pakar Farmakologi dan Farmasi Klinik UGM Bicara Soal Ganja Medis
Tindak lanjut Kerja Sama ini dalam waktu dekat adalah melakukan ujicoba fertilizer yang telah dikembangkan oleh PODG ini dengan berkolaborasi dengan tuan rumah Program Studi Magister Ilmu Lingkungan Umrah untuk melakukan riset eksperimen di lahan-lahan pasca tambang bauksit sebagai ujicoba.
Kalau hasil eksperimen menunjukkan hasil yang bagus , akan diteruskan di lokasi-lokasi pasca tambang lainnya.
Kolaborasi ini difasilitasi oleh Prof. Emeritus Henri Dou dari Aix Marseille University yang turut hadir menyaksikan penandatangan Nota Kesepahaman (MOU) ini.