![](https://i0.wp.com/edisi.co/wp-content/uploads/2022/08/89822656-7617-44C7-BF2B-DA806913744B.jpeg?fit=681%2C451&ssl=1)
EDISI.CO, EKONOMI– Pemerintah melalui National Food Agency (NFA) / Badan Pangan Nasional mengajak masyarakat untuk terus mewujudkan ketahanan pangan. Salah satunya yakni melalui gerakan konsumsi pangan yang beragam, dengan memprioritaskan pangan lokal sehingga menjadi solusi dari jebakan ketergantungan impor.
“NFA akan mendukung terus upaya pengembangan keanekaragaman pangan terutama yang bersumber dari pangan lokal,” kata kepala NFA Arief Prasetyo Adi dikutip dari laman badanpangan.go.id.
Baca juga: PT Pink Services Indonesia Buka Lowongan Admin, Terbuka untuk SMA
Ia menambahkan, apabila kolaborasi triple helix antara pemerintah, akademisi dan dunia usaha konsisten secara hand to hand mengembangkan sagu sebagai pengganti gandum, maka peluangn untuk mengurangi ketergantungan terhadap gandum semakin besar.
Pengalihan terhadap komoditas impor seperti gandum dapat dilakukan dengan cara pengembangan sagu menjadi bahan dasar berbagai penganan seperti kue, roti dan mie.
“Pati sagu dalam setiap 100 gram memiliki kandungan energi sebesar 350 kalori, hampir setara dengan kalori dari tapioka, gandum, dan beras,” sambungnya.
Baca juga: Festival Kopi Merdeka, Wadah Ngopi Warga dan Potensi Peningkatan Ekonomi
Arif juga menjelaskan Indonesia memiliki peluang dan kekuatan yang besar sebab memiliki ketersedian lahan tanaman sagu yang masih sangat luas, teknologi pengolahan yang mulai berkembang serta peluang pasar yang masih terbuka lebar.
Diketahui, pengembangan pangan lokal dalam rangka penganekaragaman konsumsi sejalan dengan arahan Presiden RI Joko Widodo.
Selain itu juga, pengembangan sagu seiring dan sejalan dengan gerakan penganekaragaman pangan yang Beragam, Bergizi Seimbang dan Aman (B2SA).
“Perlu dilakukan promosi, sosialisasi, kampanye dan edukasi secara masif untuk merubah mindset pola konsumsi pangan masyarakat,” pungkas Arief.
Penulis: Ivan
Sumber: badanpangan.go.id