EDISI.CO, NASIONAL- Perkembangan teknologi digital telah menyentuh hampir seluruh sudut kehidupan manusia. Wakil Presiden (Wapres) Ma’ruf Amin mengatakan, dinamika interaksi sosial di tengah masyarakat berkembang dengan sangat cepat, masyarakat juga dihadapkan pada tantangan yang semakin sulit.
“Bagi umat Islam, kehadiran media sosial mesti dioptimalkan sebagai sarana menguatkan ukhuwah islamiyah, ukhuwah wathaniyah, dan ukhuwah insaniyah. Jangan sebaliknya, justru dunia digital membuat umat di dunia nyata terpolarisasi dan terpecah,” ujarnya di Istana Wakil Presiden, pada Jumat (16/09), seperti termuat dalam laman wapresri.go.id.
Baca juga: Simak, Ini Tanda Jika Bantuan Subsidi Upah Sudah Cair
Kepada para mujahid digital, sebutan bagi para ahli teknologi dan informasi dari komisi Infokom MUI, Wapres berpesan agar 6 platform interaksi digital qurani yang ada dalam Alquran, dapat diteguhkan.
“Pertama, Qawlan sadîdá, yaitu perkataan yang benar dan lurus. Artinya, berkata benar dengan menyampaikan fakta yang sebenarnya, tidak mengarang cerita, atau membohongi publik,” tegas Ma’ruf Amin.
Kedua, lanjut Wapres, adalah Qawlan ma’rûfá yaitu berkata dengan memilih idiom yang tepat dan mengandung kebaikan. Ketiga, Qawlan balîghá, yaitu perkataan yang berkesan, membekas pada jiwa.
Baca juga: 5 Manfaat Hutan Mangrove Bagi Lingkungan dan Kehidupan
Platform interaksi digital qurani yang keempat adalah Qawlan karîmá, yaitu perkataan yang mulia. Dan yang kelima, Qawlan maysûrá, yaitu perkataan yang mudah dipahami.
“Sebab ucapan itu, nasihat itu, kayak makanan juga. Kalau bayi makanannya masih bubur, kalau sudah agak besar, makanannya lain. Kalau sudah dewasa, makanannya apa saja dimakan,” sambungnya.
Terakhir, platform interaksi berupa Qawlan Layyinâ, yaitu berkata dengan kalimat yang santun, mengajak yang lain dengan kelembutan, kesederhanaan, dan kasih sayang.
Ia juga berharap agar para mujahid digital membuat program-program edukasi bagi masyarakat di seluruh pelosok tanah air agar masyarakat semakin bijak bermedia sosial dan cerdas dalam memanfaatkan teknologi.
Sebelumnya, Ketua Komisi Infokom MUI, Mabroer M.S mengungkapkan, istilah “mujahid digital” dipilih dalam rangka mengembalikan pemahaman kata “jihad” ke makna yang seharusnya, bukan dalam arti sempit seperti yang kebanyakan orang ketahui.
“Ternyata jihad ini sangat akrab di telinga kita, tapi mispersepsi. Maka kami berusaha agar makna dan penggunaannya benar,” kata Mabroer.
Kongres Mujahid Digital sendiri telah berlangsung dalam beberapa rangkaian acara. Dimulai dengan kick off Kongres Mujahid Digital di Graha Mental Spiritual, Jakarta Pusat, pada Rabu 31 Agustus 2022 yang lalu, dilanjutkan dengan kegiatan halaqoh dengan para youtuber dan influencer muslim.