
Qatar datangkan jet tempur Inggris untuk amankan Piala Dunia 2022. Dok; Ist.
EDISI.CO, OLAHRAGA- Pemerintah Qatar tidak main-main untuk menyukseskan Piala Dunia 2022 di wilayahnya, salah satunya mengenai keamanan. Mereka telah menandatangani sejumlah kerja sama dengan beberapa negara untuk mengirim pasukan hingga alutsista ke Negara Teluk itu.
Paling Terbaru ialah kerja sama dengan Pemerintah Turki. Diketahui kapal perang Turki sudah bertolak ke Qatar untuk mendukung operasi keamanan selama piala dunia, dikutip dari Dohanews, Jumat(21/10).
Baca juga: Jokowi Diundang Presiden FIFA Hadiri Piala Dunia 2022 di Qatar
Kapal TCG Burgazada dikirim ke Doha dari kota pelabuhan Izmir untuk berpartisipasi dalam “World Cup Operation Shield”, sebuah operasi keamanan bersama untuk turnamen tersebut.
Operasi khusus ini bertujuan untuk menghindari gangguan keamanan hingga aksi terorisme selama Piala Dunia 2022.
Baca juga: Ini 3 Alasan Benzema Menang Ballon d’Or 2022
Pemerintah Turki mengatakan, tentara mereka akan kerja sama dengan bantuan keamanan dari AS, Prancis, Inggris, Italia, dan Pakistan. Mereka telah dibekali dengan kemampuan berbahasa Inggris.
Rincian pasukan yang dikirim antara lain 3.000 polisi anti huru hara, 100 pasukan khusus Turki, 50 anjing pendeteksi bom dan operatornya, 50 ahli bom dan staf lainnya, mereka akan bertugas selama 45 hari.
Selain negara di atas, Qatar juga telah menandatangani perjanjian dengan Maroko mengenai keamanan Piala Dunia. Sebelumnya, AS, Prancis, Inggris, Italia dan Pakistan lebih dahulu menandatangani perjanjian keamanan dengan Qatar.
Kementerian Pertahanan AS akan bekerja sama dalam pengaturan teknis selama Piala Dunia 2022, detailnya akan diumumkan dalam waktu dekat.
Sementara Prancis mengirim 191 polisi bersama dengan ranjau dan anjing pelacak untuk membantu menjaga keamanan di acara tersebut, termasuk salah satu dari empat Sistem Peringatan dan Kontrol Lintas Udara E-3F Angkatan Udara (AWACS), yang dapat melacak ratusan gangguan keamanan, sebagaimana dilaporkan media Prancis.
Prancis juga setuju pada Desember tahun lalu untuk mengirim personel dan material ke negara Teluk, termasuk sistem anti-drone BASSALT yang bisa mendeteksi dan mengidentifikasi drone yang masuk.