
Anggota Bidang Pengelolaan Kawasan dan Investasi BP Batam, Sudirman Saad, ketika melakukan penanaman bibit Pohon Kapur di DTA Waduk Duriangkang, Batam-Edisi/bbi.
EDISI.CO, BATAM– Sebanyak 151 bibit pohon langka ditanam di Daerah Tangkapan Air (DTA) Waduk Duriangkang pada Sabtu (22/10/2022) pagi sekitar pukul 09.00 WIB. Simbolis penanaman 151 pohon atas inisiatif Badan Pengusahaan (BP) ini nantinya akan dilanjutkan dengan total 1.051 pohon di DTA Waduk.
Penanaman ini diikuti oleh perkumpulan pecinta alam, mahasiswa, komunitas motor dan sepeda, LSM dan Yayasan yang bergerak di lingkungan.
Anggota Bidang Pengelolaan Kawasan dan Investasi BP Batam, Sudirman Saad, yang hadir mewakili Kepala BP Batam, Muhammad Rudi, menuturkan inisiatif menghadirkan pohon langka seperti bibit Meranti, Kapur, Beringin dan pohon langka lainnya ini sebagai langkah positif dalam upaya menjaga keseimbangan alam.
Baca juga: KEK Kesehatan Sekupang di Trade Expo Indonesia ke 37
Campur tangan pihak ketiga, seperti yang dilakukan PT TDK melalui kontribusinya menyumbang pohon dalam kegiatan ini, menjadi keniscayaan untuk mengembalikan fungsi DTA yang mulai terdegradasi karena alih fungsi oleh masyarakat.
Untuk diketahui, dalam kegiatan ini PT TDK menyumbang 100 bibit pohon, perwakilan perusahaan juga turun langsung dalam kegiatan ini.
Sudirman juga mengingatkan kalau penanaman adalah proses awal. Kegiatan positif itu harus dilanjutkan dengan perawatan dan pengawasan agar pohon-pohon yang sudah ditanam dapat tumbuh dan hidup sesuai fungsinya di DTA.
“Tidak hanya menanam, tapi juga harus dijaga agar tumbuh,” kata Sudirman dalam kesempatan tersebut.
Baca juga: Dari Aljazeera sampai Reuters, Media Asing Soroti Sidang Ferdy Sambo
Lebih lanjut, alumni Pasca Sarjana Ilmu Hukum Universitas Gadjah Mada (UGM) ini juga mengajak semua pihak menjaga DTA di waduk-waduk yang ada di Batam. Ia menjelaskan kalau alih fungsi hutan dari semula DTA menjadi pemukiman padat menjadi tantangan nyata. Pencegahan agar kejadian serupa tidak terulang harus terus diupayakan demi terjaganya ketersediaan air di Kota Batam yang hanya mengandalkan waduk.
Ketua NGO Akar Bhumi Indonesia, Soni Riyanto, yang hadir dalam acara ini, mengatakan fungsi pengawasan dan sosialisasi menjadi penting dalam menjaga DTA. Tindak lanjut atas laporan yang ada juga tidak kalah penting demi memastikan proses pengawasan dan penindakan atas pelanggaran terhadap lingkungan.
Terkait dengan penanaman ini, Soni juga mengingatkan agar proses penanaman ini tidak terhenti hanya pada penanaman saja. Ada proses monitoring yang berisi kegiatan penyulaman bibit yang mati dan pengawasan terhadap pohon-pohon yang sudah ditanam. Proses itu, kata dia, membutuhkan kerja sama dan keseriusan semua pihak. Tidak bisa dilakukan hanya segelintir orang saja.