EDISI.CO, NASIONAL- Jelang perayaan natal 2025, harga telur melambung tinggi. Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan menilai kondisi ini disebabkan kebutuhan masyarakat terhadap telur cukup tinggi, khususnya untuk membuat kue.
“Kami waspadai karena permintaannya naik. Telur ini kan banyak orang bikin kue, permintaanya naik,” ujar Zulkifli di Istana Negara, Senin (19/12), dilansir dari laman Kemendag.
Baca juga: Lombok Timur Jadi Pengirim Pekerja Migran Terbesar ke-2 di RI
Menurut politikus PAN itu, harga normal telur per kilogram yaitu Rp27.000-29.000. Jika harga normal dari telur melonjak lebih dari 5 persen, pemerintah mengintervensi dengan cara membayar ongkos transportasi angkutan pangan, termasuk telur, agar harga kembali normal.
“Kalau sudah lebih dari 5 persen maka dibantu biaya tranportasi agar harganya tidak lebih dari Rp31.000-Rp32.000,” ungkapnya.
Baca juga: Lobi Menhub saat Bertemu Pejabat Arab Saudi: Dari Umrah hingga Paket Pariwisata
Harga telur ayam jelang Natal dan Tahun Baru 2023 terpantau masih tinggi, dimana secara rata-rata lebih dari Rp 31 ribu per kg. Bahkan, nilai jual diprediksi bisa melonjak capai rekor baru bila pemerintah tidak melakukan pengendalian harga telur ayam.
Ketua Umum DPP Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (IKAPPI) Abdullah Mansuri mengatakan, harga telur ayam saat Nataru biasanya pasti mengalami kenaikan mengikuti lonjakan permintaan pasar.
“Harganya otomatis mengikuti. Makanya, apa yang dilakukan pemerintah sesungguhnya? Kalau pemerintah melakukan upaya pengendalian yang cepat, maka akan mudah juga diselesaikan,” kata Abdullah Mansuri.
“Tapi kalau tanpa ada pengendalian, menurut saya ya berat. Sejauh ini belum (terlihat upaya pengendalian harga),” keluh dia.
Menurut informasi yang didapatnya, pemerintah bakal menambah pasokan telur ayam di tingkat bawah. Abdullah menyatakan, nasib harga telur ayam sepenuhnya bergantung pada pasokan.