EDISI.CO, INTERNASIONAL- Warga Malaysia di dunia maya ramai-ramai mengecam sejumlah politisi yang dianggap ikut bertanggung jawab membiarkan terjadinya bencana banjir besar di musim penghujan tahun ini.
Di Negara Bagian Terengganu, lokasi terparah dilanda banjir ada sekitar 40.000 korban yang harus mengungsi ke sekitar 300 posko banjir. Seorang bayi dua tahun belum lama ini meninggal karena tenggelam di depan rumahnya ketika keluarga mereka sedang dievakuasi.
Baca juga: Taliban Larang Perempuan Afghanistan Kuliah
Sementara itu sekitar 30.000 warga juga terpaksa mengungsi di Negara Kelantan.
“Yang paling parah adalah kegagalan pemerintah Terengganu untuk mengirimkan pasokan bantuan kepada korban banjir di sejumlah posko setelah jalur darat bisa dilalui,” kata koran lokal Utusan Malaysia, seperti dilansir laman South China Morning Post, Sabtu (24/12).
Baca juga: Tiga dari 31 Awak Kapal Perang Thailand yang Tenggelam Ditemukan Selamat
Netizen juga membagikan informasi yang menyebut Kepala Menteri Negara Bagian Terengganu Ahmad Samsuri Mokhtar dan istrinya berada di Auckland, Selandia Baru sejak 11 Desember dan baru akan kembali hari ini. Dia tidak menyampaikan alasan mengapa pergi ke luar negeri meski Badan Meteorologi Malaysia sudah memperingatkan akan terjadi cuaca buruk dan banjir besar sejak 9 Desember lalu.
“Semua orang tahu Desember adalah musim banjir dan dia memilih bulan ini untuk ke luar negeri. Di mana logikanya?” kata warga Terengganu Mahadi Suli di tengah rumahnya yang kebanjiran.
Sementara itu sebagian netizen justru menyalahkan warga Terengganu dan Kelantan yang membuat kaum nasionalis Malaysia dan faksi islamis Perikatan Nasional meraih kemenangan dalam pemilu.
“Kalianlah, orang-orang Terengganu yang memilih mereka,” kata seorang pengguna Twitter mengomentari berita banjir terbaru.
Yang lain mengatakan warga di pesisir timur yang memilih di pemilu memang “layak” mendapat bencana banjir karena memilih partai islamis PAS.