EDISI.CO, INTERNASIONAL- Arkeolog menemukan kuburan massal di Vrable, Slovakia, berisi 38 tengkorak tanpa kepala.
Penggalian dilakukan tim dari Collaborative Research Centre (CRC) di Universitas Kiel dan Institut Arkeologi Akademi Sains Slovak, yang telah melakukan penelitian di situs Vráble-Ve’lke Lehemby tersebut. Situs ini merupakan salah satu permukiman Neolitik Awal di Eropa Tengah, dikutip dari laman Heritage Daily, Sabtu (21/1).
Baca juga: Populasi China Menyusut untuk Pertama Kalinya dalam 60 Tahun
Vráble-Ve’lke Lehemby diduduki antara tahun 5.250-4.950 Sebelum Masehi (SM), terdiri dari 313 rumah di tiga desa. Di barat daya tiga permukiman tersebut dikelilingi oleh parit sepanjang 1,3 kilometer yang sepertinya berfungsi sebagai tapal batas, bukan untuk tujuan pertahanan atau perlindungan.
Arkeolog menemukan 38 kerangka saat menggali parit tersebut, yang tampaknya menjadi kuburan massal dengan luas 15 meter persegi.
Baca juga: Ini Penyebab Jatuhnya Pesawat Yeti Airlines yang Tewaskan 68 Penumpang di Nepal
Kecuali jasad anak kecil, semua kerangka yang ditemukan telah dimutilasi atau tanpa kepala. Sebelumnya pada 2021, ditemukan juga beberapa kuburan lainnya yang jasad-jasadnya telah dimutilasi.
“Dalam kuburan massal dengan penempatan serampangan, identifikasi individual biasanya berdasarkan tengkorak kepala, jadi bagi kami temuan tahun ini secara khusus menunjukkan situasi penggalian yang menantang,” jelas Martin Furholt dari Universitas Kiel.
Temuan ini memunculkan banyak pertanyaan. Beberapa tulang berada di luar posisi anatomisnya yang diduga jasad itu dijejalkan dengan paksa ke bagian tengah lubang agar bisa menampung jasad lainnya. Beberapa kerangka juga memiliki serviks tulang belakang pertama yang utuh, yang mengindikasikan kepala jasad itu telah dipotong dengan hati-hati, bukan dengan kekerasan.
“Mungkin tampak jelas untuk mengasumsikan pembantaian dengan mengorbankan manusia, mungkin ada kaitannya dengan gagasan magis atau keagamaan. Konflik seperti perang mungkin juga berperan, contohnya, konflik antar warga desa, atau bahkan di dalam permukiman besar itu. Apakah orang-orang ini korban pemburu kepala, atau apakah sesama warga desa mereka mempraktikkan kultus kematian khusus yang tidak ada kaitannya dengan kekerasan antar seseorang?” jelas ketua proyek penggalian, Dr Maria Wunderlich.