EDISI.CO, NASIONAL- Bank Indonesia (BI) memastikan bahwa ekonomi Indonesia 2023 tetap kuat didukung oleh kebijakan BI yang bersinergi dengan bauran kebijakan nasional.
Oleh karena itu, Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menyampaikan bahwa bauran kebijakan BI pada tahun ini yang bersinergi erat dengan kebijakan ekonomi nasional akan terus diarahkan untuk memperkuat ketahanan serta mempercepat pemulihan dan kebangkitan perekonomian.
Baca juga: 250.000 Ton Beras Impor Masuk, BPN Minta Bulog Terus Salurkan Lewat Operasi Pasar
Dalam kaitan ini, Perry bilang, kebijakan moneter pada 2023 akan tetap diarahkan untuk menjaga stabilitas (pro-stability).
“Tahun lalu, maupun masa sekarang, instrumen moneter kami adalah pro-stability. Konsisten, pro-stability,” ujar Perry dalam acara Laporan Transparansi dan Akuntabilitas Bank Indonesia 2022, dilansir dari laman BI, Selasa (31/1).
Sementara itu, kebijakan makroprudensIal, digitalisasi sistem pembayaran, pengembangan pasar uang, serta ekonomi keuangan inklusif dan hijau akan terus diarahkan untuk mengakselerasi pemulihan ekonomi nasional (pro-growth).
Baca juga: Jurus Kemenperin Jaga Daya Saing Produk Olahan Agro Tembus ke Pasar Uni Eropa
Arah kebijakan BI tersebut juga bersinergi dengan bauran kebijakan ekonomi nasional guna mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia kembali berada di lintasan jangka menengah menuju visi Indonesia maju.
Perry bilang, kebijakan moneter tersebut juga tetap diarahkan untuk menurunkan inflasi dan menjaga stabilitas. Seperti yang diketahui, BI telah mengerek suku bunga acuan sebesar 225 basis poin (bps) pada periode Agustus 2022 hingga Januari 2023.
“Sudah jelas bahwa 225 bps ini memadai. Itu jelas sekali. Tidak ada kata-kata yang lebih transparan, dengan arah kebijakan forward dan guidance-nya jelas,” tutur Perry.
Selain itu, Perry mengatakan bahwa BI akan terus mengoptimalkan pengelolaan lalu lintas devisa guna menjaga stabilitas nilai tukar Rupiah, eksternal dan juga ekonomi.