EDISI.CO, KEPRI– Berdasarkan rilis Badan Pusat Statistik (BPS), perkembangan Indeks Harga Konsumen (IHK) gabungan 2 kota di Provinsi Kepulauan Riau mengalami inflasi sebesar 0,27% (mtm). Inflasi tersebut terutama didorong oleh kelompok transportasi khususnya peningkatan tarif angkutan udara dan laut; serta kelompok makanan, minuman dan tembakau terutama aneka cabai, bawang merah dan kentang sejalan dengan penurunan pasokan dari sentra produsen.
Sementara itu, inflasi tertahan oleh penurunan harga sejumlah aneka sayuran seperti sawi hijau dan bayam sejalan dengan melimpahnya pasokan dari sentra produsen serta penurunan harga telur dan daging ayam ras yang didorong oleh normalisasi harga setelah meningkat cukup tinggi pada bulan sebelumnya sejalan tingginya permintaan menjelang Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN).
Secara spasial, Kota Batam dan Kota Tanjungpinang mengalami inflasi masing-masing sebesar 0,27% (mtm) dan 0,35% (mtm). Dengan demikian, inflasi tahun kalender gabungan 2 kota di Provinsi Kepulauan Riau tercatat sebesar 0,89% (ytd) dan masih tercatat sebagai inflasi tahun kalender terendah se-Indonesia. Selanjutnya, inflasi tahunan mencatatkan inflasi sebesar 2,29% (yoy) atau masih terkendali dalam kisaran target inflasi nasional 3,0±1%.
Inflasi yang terkendali tersebut merupakan hasil dari konsistensi, inovasi, dan sinergi dari Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) baik di level provinsi maupun kabupaten dan kota se-Kepulauan Riau dalam melaksanakan Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP).
Pada bulan Juli 2023, TPID terus melaksanakan koordinasi melalui HLM TPID dan koordinasi dengan Kementerian/Lembaga terkait untuk memastikan kelancaran distribusi barang, kecukupan ketersediaan stok dan monitoring harga pangan.
Baca juga: 3 Poin Mediasi antara Warga Bukit Raya dengan PT ABH Soal Air Mati
TPID juga telah menyelenggarakan rangkaian kegiatan kampanye konsumsi cabai kering sebagai bagian dari upaya diversifikasi pangan dengan menyelenggarakan lomba memasak tanpa menggunakan cabai segar, talkshow dan demo masak dengan Chef William Wongso untuk optimalisasi penggunaan cabai kering dalam masakan, serta pemecahan Rekor MURI Sajian Sambal Bilis Terbanyak Menggunakan Cabai Kering.
TPID juga terus berinovasi untuk mendorong produktivitas bahan pangan di Kepulauan Riau, salah satunya melalui pembentukan kelompok subsistence bidang pertanian dan perikanan. Selain itu, bersinergi dengan Gerakan Nasional 1.000 Startup Digital Kemkominfo, TPID menyelenggarakan kegiatan Hack4ID untuk mendorong inovasi yang implementatif pada 7 (tujuh) program unggulan GNPIP.
Dari kegiatan tersebut, inovasi yang dihasilkan antara lain: pemanfaatan IoT pada budidaya hidroponik, integrasi data pertanian untuk memperkuat analisis dan penyusunan strategi, serta kelas digital kepada petani untuk memperluas edukasi budidaya tanaman pangan. Di samping itu, pelaksanaan pelatihan budidaya cabai dengan metode Produksi Lipat Ganda (PROLIGA) serta pelatihan hilirisasi klaster pangan juga terus dioptimalkan.
Ke depan, TPID juga akan terus memperkuat GNPIP. Dari sisi produksi, TPID berupaya meningkatkan produksi pangan lokal, mengoptimalkan program tanam pekarangan, dan meningkatkan produksi ikan budidaya air tawar & air laut selaras dengan program pengendalian stunting. Sementara dari sisi distribusi, TPID akan terus melakukan monitoring kelancaran distribusi pasokan dan memastikan stok pangan tersedia dalam jumlah yang cukup.