Apakah saya akan membutuhkan matematika selain untuk sekolah atau bekerja? – Hadassah G., usia 9 tahun, New Jersey
EDISI.CO, CATATAN EDISIAN- Mungkin mudah untuk berpikir bahwa kamu membutuhkan matematika hanya untuk mengerjakan pekerjaan rumah (PR) aljabar atau geometri atau jika kamu memiliki pekerjaan sebagai insinyur. Namun, pada kenyataannya, matematika muncul di mana-mana – bahkan dalam gelembung sabun di tempat cuci piring di dapur.
Saat mencuci piring ketika saya berusia 13 tahun, saya memperhatikan bahwa gelembung-gelembung sabun membentuk poligon 3D yang kecil, berdempetan seperti sarang lebah, tapi tidak semua berbentuk bulat sempurna. Mengapa beberapa gelembung terlihat seperti segi enam? Mengapa ada yang berbentuk seperti kotak yang penuh dengan udara? Mengapa saya tidak melihat gelembung berbentuk bintang, atau gelembung dengan paku?
Ketika saya tahu bahwa matematika dapat membantu menjawab pertanyaan-pertanyaan ini, saya pikir itu sangat keren! Sekarang, sebagai seorang profesor matematika yang mempelajari bagaimana orang belajar matematika melalui permainan, saya mengerti mengapa gelembung memang secara alamiah malas. Saya bahkan mempelajari matematika di balik alasan mengapa saya hanya melihat beberapa bentuk dalam air pencuci piring bersabun.
Selain membantu menjelaskan perilaku gelembung dan keingintahuan alam lainnya, matematika kemungkinan besar merupakan bagian dari banyak kegiatan kita sehari-hari, bersama dengan teknologi yang kita sukai, dan bahkan cara kerja otak kita.
Matematika bukan hanya tentang menghitung, menghafal, memecahkan persamaan, atau mengerjakan soal-soal teka-teki. Ini benar-benar tentang pemecahan masalah yang kreatif dan berpikir logis dengan orang lain.
Matematika dalam kehidupan sehari-hari
Banyak topik yang kamu pelajari di sekolah dasar – seperti pecahan, persentase, dan pengukuran – berguna dalam kehidupan sehari-hari.
Misalnya, jika kamu ingin membangun pagar di sekeliling rumah, mengecat dinding dengan warna atau desain baru, atau menjahit pakaian atau selimut baru, semua kegiatan tersebut membutuhkan pengetahuan tentang pengukuran dan penskalaan. Proyek konstruksi yang lebih rumit, seperti membangun rumah pohon, membutuhkan banyak keterampilan pemecahan masalah matematika.
Baca juga: Belajar dari Nobel Ekonomi 2023: Perempuan Indonesia perlu Mendapat lebih Banyak Kesempatan Kerja
Setelah menyusun rencana untuk salah satu proyek ini, kamu perlu membeli semua bahan. Persentase – yang merupakan jenis pecahan khusus – sangat penting untuk dipahami saat mengelola uang. Memahami persentase dapat membantumu dalam membuat anggaran dan membuatmu menjadi lebih kaya.
Selain penganggaran, kamu mungkin akan menggunakan persentase saat memasak dua adonan brownies, menentukan berapa banyak obat yang harus diminum saat kamu sakit, atau memahami ramalan cuaca.
Bahkan teknologi favoritmu pun butuh matematika
Matematika adalah alat penting yang digunakan para animator untuk membuat film. https://www.youtube.com/embed/Ei4wseRRJhc?wmode=transparent&start=0 Seniman Pixar menggunakan matematika untuk membuat film seperti ‘Elemental’.
Studio seperti Pixar mengandalkan ide dari geometri untuk menghidupkan karakter seperti Ember dari “Elemental”. Dengan pemahaman tentang transformasi geometris seperti refleksi, rotasi, dan translasi, kamu bisa menggunakan komputer untuk membuat animasi sendiri.
Sistem koordinat, yang merupakan dasar dari geometri, muncul dalam video game seperti Minecraft. Dunia Minecraft 2D menggunakan sistem koordinat 2D – dengan sumbu x dan sumbu y – di mana kita dapat bergerak ke utara, selatan, timur atau barat. Di dunia Minecraft 3D, ada juga sumbu z, yang memungkinkan kamu bergerak ke atas dan ke bawah. Guru sekolah menengah pertama dan menengah atas bahkan dapat menggunakan Minecraft untuk membantu siswa mempelajari konsep matematika.
Banyak pekerjaan bergaji tinggi menggunakan matematika, terutama probabilitas – lagi-lagi, pecahan. Memahami probabilitas membantu dokter mengidentifikasi efektivitas perawatan medis, menginformasikan kepada pelatih tentang cara-cara yang bisa dilakukan untuk meningkatkan kemampuan tim mereka dan membantu kriptografer dalam menjaga kerahasiaan informasi pribadi, seperti kata sandi email atau PIN ATM. Kriptografi menggabungkan probabilitas dengan teori bilangan untuk menciptakan kode rahasia yang sulit dipecahkan.
Matematika membantu otak kita
Matematika juga dapat memberikan dampak yang besar pada kehidupan internal kita. Kita bisa menggunakan aktivitas matematika untuk melatih otak kita seperti halnya kita melatih tubuh kita dengan berolahraga. Melakukan matematika membantu otak menjadi fleksibel sehingga dapat menangani berbagai macam tugas dan ide baru dengan lebih baik.
Bahkan melakukan hal-hal yang tidak terlihat seperti PR matematika seperti teka-teki silang, pencarian kata, dan permainan papan seperti Set dan Blokus, merupakan aktivitas matematika yang sangat membantu otak menjadi lebih kuat. Latihan mental seperti ini membantu otak untuk memperhatikan dan memecahkan masalah serta meningkatkan daya ingat. Memori kerja yang kuat mendukung fungsi otak yang menurunkan risiko penyakit Alzheimer dan demensia.
Memiliki otak yang lebih kuat dan lebih fleksibel juga membantu literasi kuantitatif, yang dapat membantu kita memahami grafik yang muncul di media, merefleksikan secara kritis tentang berita, dan memahami informasi kesehatan dan keuangan.
Matematika bahkan dapat membantumu mengakali kecerdasan buatan. Dengan munculnya AI, penting untuk dapat berpikir kreatif, bernalar secara logis, dan membuat hubungan antar konsep – baik matematika maupun bukan. Memecahkan masalah matematika yang sulit dapat mengasah keterampilan ini, bahkan jika kita tidak langsung mendapatkan jawaban yang benar.
Penting untuk diingat bahwa mengerjakan matematika tidak mengharuskan kamu untuk cepat atau langsung mendapatkan jawaban yang benar. Bahkan, kamu bisa belajar banyak dengan mendapatkan jawaban yang salah. Bekerja dengan orang lain juga dapat membantumu memastikan bahwa kamu benar-benar memahami masalahnya dan membangun komunikasi dan keterampilan kerja tim.
Matematika lebih dari sekadar menghafal tabel perkalian dan mengisi kumpulan soal pekerjaan rumah. Jadi, lain kali saat kamu bersantai sambil menonton film animasi favoritmu, atau mulai menabung untuk membeli gawai teknologi baru yang mewah, semoga kamu bisa menghargai bagaimana matematika terjalin dalam keseharianmu.
Rahma Sekar Andini dari Universitas Negeri Malang menerjemahkan artikel ini dari bahasa Inggris
Penulis: Hortensia Soto, Professor of Mathematics, Colorado State University
Artikel ini terbit pertama kali di The Conversation. Baca artikel sumber.