Haul ke-12 Hasan Junus di di Qozy Cafe Tanjungpinang, Sabtu (30/03/2024)-Edisi/ist.
EDISI.CO, TANJUNGPINANG— Pegiat seni di Kepulauan Riau berkumpul dalam agenda mengenang 12 tahun wafatnya Budayawan Melayu, Hasan Junus (HJ) 12. Bertempat di Qozy Cafe, Kota Tanjungpinang pada Sabtu (30/03/2024), mereka membicarakan sekaligus mengenang kiprah HJ semasa hidupnya.
Haul ke-12 HJ ini lebih dahulu dimulai dengan doa arwah. Kemudian berlanjut dengan bincang-bincang bersama Rida K Liamsi, Abdul Kadir Ibrahim, dan Husnizar Hood. Mereka adalah para penulis yang bersentuhan langsung dengan HJ.
“Biasanya, acaranya dilangsungkan di Penyengat, di rumah keluarga HJ. Tahun ini, kami buat di Tanjungpinang agar orang lebih mudah datang, apalagi mengingat sekarang sedang bulan Ramadan jadi sekalian buka puasa bersama,” terang Husnizar, penyelaras acara.
HJ dikenang sebagai budayawan Melayu dengan pengetahuan sejarah dan seni yang mumpuni. HJ, oleh para penulis sezamannya, bahkan disebut kamus yang berjalan. Bahkan, penulis Rida K Liamsi, menjadikan HJ sebagai mentor menulisnya.
“Terutama dalam penulisan novel-novel sejarah,” ujar Rida.
Baca juga: 11 Terpidana Kasus Rempang Bebas Hari ini, Tersisa Dua Terpidana Lagi
Yang tidak kalah mengesankan dari peringatan Haul ke-12 HJ kemarin adalah rencana membangun Pusat Dokumentasi Sastra (PDS) Hasan Junus. Hal ini rasanya penting mengingat HJ semasa hidupnya bukan saja penulis andal, melainkan juga seorang pembaca yang tangguh. Koleksi-koleksinya merentang lebar dari khazanah kebudayaan Timur ke Barat, dari masa lampau sampai paling modern.
“PDS HJ ini sebenarnya sudah digagas sejak tahun lalu di Penyengat,” ungkap Husnizar.
Menurutnya, pembangunan PDS HJ ini bisa dimulai dari langkah-langkah kecil, seperti menumpang lebih dahulu di Balai Maklumat Penyengat di bawah payung Yayasan Indrasakti, yang masih dikelola oleh keluarga HJ.
“Karena jika tidak lekas dimulai, lawan terberat kita bukan anggaran, tetapi waktu. Sekarang ini tinggal segelintir yang masih mengenang HJ dan jika seiring waktu tidak dikerjakan, khawatir generasi muda kita lupa pernah punya budayawan hebat macam HJ,” pungkas Husnizar.
