
Harga emas edisi hari ini berisiko tertekan terbatas di tengan proyeksi penguatan dolar AS akibat kenaikan suku bunga The Fed yang agresif.
EDISI.CO – Edisi harga emas diprediksi bergerak turun dalam jangka pendek di tengah kenaikan dolar AS dan tingkat imbal hasil obligasi AS pada hari ini, Rabu (8/6/2022).
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Agustus di divisi Comex New York Exchange, terangkat US$8,4 atau 0,46 persen, menjadi ditutup pada US$1.852,10 per ounce pada akhir perdagangan Selasa (7/6/2022), waktu setempat.
Analis Monex Investindo Futures menjelaskan emas berpeluang dijual hari ini, menguji support di US$1.846 di tengah outlook rebound dolar AS.
Namun, jika bergerak naik hingga menembus ke atas level US$1.856, maka berpeluang dibeli membidik resistance di US$1.858 per troy ounce.
“Penurunan emas dapat terbatas di tengah masih adanya kekhawatiran pasar terhadap inflasi yang tinggi dan outlook perlambatan pertumbuhan ekonomi global,” tulis Monex dalam riset harian, Rabu (8/6/2022).
Sementara itu di Wall Street, menjelang data harga konsumen AS akhir pekan ini, ketidakpastian tentang prospek ekonomi telah menyebabkan arus keluar masuk antara antara saham dan obligasi, dengan pasar saham reli karena imbal hasil obligasi AS bertahan di bawah 3 persen.
baca juga: 42 Pelaku Pariwisata Dilatih Bisnis dan Pemasaran Destinasi Pariwisata
Mengutip Bloomberg, pembacaan inflasi untuk Mei yang jatuh tempo pada hari Jumat dapat membantu para pedagang membedakan jalur suku bunga Federal Reserve dan menakar apakah suku bunga tersebut akan terus meningkat dalam kenaikan 50 basis poin.
Data perekrutan yang kuat minggu lalu memberikan beberapa pembenaran untuk pendekatan agresif The Fed. Adapun Bank Sentral Eropa pada Kamis (9/6/2022) akan mengakhiri era pembeliaan aset triliunan euro dan memperkuat jalan untuk keluar dari suku bunga negatif delapan tahun.(*)